Jakarta, IDN Times - Anggota Parlemen Eropa (MEP) dan kelompok masyarakat sipil mengungkapkan kekhawatiran mereka terkait penemuan dua kuburan massal di Libya tenggara bulan ini. Mereka mendesak agar Komisi Eropa menghentikan pendanaan dan program kerja samanya dengan negara Afrika tersebut
Sebanyak 19 jenazah ditemukan kuburan massal di kota Jakharrah, sementara 59 jenazah lainnya ditemukan di kuburan massal di distrik Kufra. Mereka diduga adalah orang-orang Sub-Sahara yang menjadi korban perdagangan manusia saat melintasi Libya. Laporan menyebutkan bahwa beberapa di antaranya tewas akibat ditembak.
“Di Libya, penyiksaan dan pembunuhan terhadap migran dalam tahanan, penelantaran mereka di laut atau gurun; ditahan dalam kondisi yang mirip dengan perbudakan; kelaparan dan pelanggaran hak asasi manusia serius lainnya telah didokumentasikan secara luas oleh Misi Pencari Fakta Independen PBB di Libya dan badan-badan lainnya,” kata mereka dalam sebuah pernyataan bersama, dikutip dari Middle East Eye.
“Jelas bahwa pendanaan migrasi Uni Eropa (UE) ke Libya, serta pendanaan dari negara-negara anggota UE seperti Italia dan Prancis, belum memenuhi janjinya untuk memperbaiki kondisi bagi mereka yang mencari perlindungan," tambahnya.