Kekerasan Terhadap Etnis Muslim Rohingya Kembali Terulang, 70 Warga Tewas

Militer pemerintah melakukan serangan di daerah Rakhine

Lembaga Hak Asasi Manusia internasional, Human Rights Watch merilis adanya tindakan kekerasan yang kembali terjadi terhadap warga etnis muslim Rohingya di Myanmar. Menurut laporan tersebut, setidaknya 1.000 rumah di wilayah Rakhine rata dengan tanah. Di wilayah yang berbatasan dengan Bangladesh itu, tentara Myanmar dilaporkan membombardir perkampungan menggunakan helikopter.  Serangan itu sebagai respons aksi penolakan terhadap pemerintah.

30.000 warga mengungsi.

Kekerasan Terhadap Etnis Muslim Rohingya Kembali Terulang, 70 Warga TewasBBC.com

Seperti diberitakan Channel News Asia, Senin (21/11), akibat serangan militer yang terjadi pada rentang 10-18 November 2016 itu, setidaknya 30.000 orang mengungsi menuju wilayah Bangladesh.

Menewaskan 70 orang.

Kekerasan Terhadap Etnis Muslim Rohingya Kembali Terulang, 70 Warga TewasTime.com

Serangan itu juga menimbulkan korban jiwa. Berdasarkan laporan media setempat, setidaknya 70 orang meninggal dunia. Namun, aktivis HAM mengatakan bahwa jumlah korban lebih banya dari laporan media. 

Baca juga: Myanmar Raih Predikat Penjahat Kemanusiaan Terburuk

Militer melakukan pemerkosaan.

Kekerasan Terhadap Etnis Muslim Rohingya Kembali Terulang, 70 Warga TewasBBC.com

Laporan Human Rights Watch juga menyebutkan bahwa para tentara melakukan pemerkosaan terhadap perempuan. Mereka juga melakukan penjarahan di berbagai tempat. 

Myanmar membantah.

Kekerasan Terhadap Etnis Muslim Rohingya Kembali Terulang, 70 Warga TewasIsei Kato/Reuters via ANTARA FOTO

Berbagai tuduhan Human Rights Watch dimentahkan oleh pemerintah Myanmar. Bahkan, salah satu tokoh pemenang nobel perdamaian asal Myanmar, Aung San Suu Kyi menyebut laporan tersebut sebagai kampanye yang dilakukan oleh teroris. Mereka juga menolak adanya investigasi dari lembaga internasional. 

Kekerasan yang terulang.

Kekerasan Terhadap Etnis Muslim Rohingya Kembali Terulang, 70 Warga TewasTomas Munita/New York Times

Kejadian ini seolah menjadi ulangan dari tragedi serupa pada 2012 lalu. Saat itu, lebih dari 100 orang tewas akibat bentrokan antara penduduk mayoritas Buddha dan Muslim Rohingya. Bentrokan itu juga mengakibatkan puluhan ribu orang terpaksa mengungsi ke kamp pengungsian. 

Baca juga: Dinilai Diskiminatif Terhadap Muslim, Petisi Pencabutan Nobel Aung San Suu Kyi Beredar

Topik:

Berita Terkini Lainnya