Fakta-Fakta Pendukung Bolsonaro Serbu Markas Polisi di Brasil

Jakarta, IDN Times - Markas polisi federal di ibu kota Brasilia, Brasil, diserbu oleh sejumlah demonstran pada Senin (12/12/2022). Pasukan keamanan terlibat bentrokan sebelum para demonstran itu bisa mencapai markas polisi.
Beberapa kendaraan juga dibakar dan jalan raya diblokir oleh para demonstran, yang merupakan pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro. Mereka ogah mengakui kekalahan jagoannya dalam pemilu yang baru saja dilaksanakan.
Berikut ini adalah fakta-fakta serbuan pendukung Bolsonaro ke markas polisi federal di Brasilia!
1. Ogah mengakui kekalahan Bolsonaro
Aksi bentrokan pada Senin malam itu terjadi usai pengadilan pemilu Brasil mengesahkan kemenangan Lula da Silva. Namun lawannya, yakni Jair Bolsonaro dan pendukung fanatiknya, tidak mau mengakui kemenangan tersebut.
Dilansir The Guardian, beberapa jam setelah pembacaan putusan, para pendukung fanatik Bolsonaro mengamuk di ibu kota Brasilia. Ini juga dipicu dengan perintah penangkapan salah satu anggota kelompok radikal yang diduga menghasut kekerasan.
Banyak dari demonstran yang menyerbu markas polisi federal mengenakan kaos kuning Brasil, yang melambangkan gerakan sayap kanan Bolsonaro. Pasukan keamanan berjaga di luar markas, membawa granat kejut dan gas air mata untuk membubarkan massa.
2. Mencoba menghalangi pengambilan sumpah presiden baru
Pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan Lula da Silva sebagai Presiden Brasil akan dilakukan pada 1 Januari. Namun, ada tokoh yang dituduh mencoba menggagalkan prosesi tersebut. Dia adalah Jose Acacio Serere Xavante.
Menurut BBC, Hakim Agung Alexandre de Moraes memerintahkan agar Xavante ditangkap dan ditahan selama 10 hari karena dugaan tindakan anti demokrasi. Xavante merupakan salah satu pemimpin adat yang fanatik mendukung Bolsonaro.
Jaksa menuduh bahwa Xavante berusaha menghasut orang-orang untuk mencoba menghalangi pengambilan sumpah presiden dan wakil presiden.
3. Politikus oposisi sebut demonstran sebagai teroris
Bolsonaro, yang kalah dalam pemilu, juga menolak hasil pemungutan suara tersebut. Dia bahkan meminta angkatan bersenjata untuk ikut campur dengan para pendukungnya, untuk berkumpul di luar barak di seluruh negeri.
Namun, ketika otoritas pemilu memberi pengesahan terhadap kemenangan Lula da Silva, para pendukung Bolsonaro kemudian mengamuk.
Randolfe Rodrigues, pemimpin di Senat Brasil, mengatakan bahwa beberapa dari demonstran disebut sebagai teroris, dikutip dari Associated Press. Dia mengklaim berapa dari mereka telah berkumpul di sekitar hotel tempat da Silva menginap.
4. Ibu kota Brasilia seperti zona perang
Dalam banyakk foto dan video yang beredar di media sosial, terlihat para pendukung Bolsonaro berhadapan langsung dengan pasukan keamanan. Beberapa pasukan melepaskan tembakan granat kejut dan gas air mata agar mereka bubar.
Reporter dari berita lokal yang menyaksikan bentrokan itu, Alan Rios, menggambarkan suasana ibu kota Brasilia terlihat seperti zona perang.
Para demonstran juga disebut membakar bus dan mobil, menimbulkan kehancuran terhadap infrastruktur seperti rambu jalan, tempat sampah dan bangunan. Kekacauan itu mereda pada Selasa pagi, tapi ada kekhawatiran akan ada pergolakan lebih lanjut.