Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Universitas Brown, Providence, AS
Universitas Brown, Providence, AS (unsplash.com/Keming Tan)

Intinya sih...

  • Penembakan terjadi saat ujian berlangsung di gedung Barus and Holley, menewaskan 2 mahasiswa dan melukai 9 orang lainnya.

  • Terduga pelaku merupakan mantan militer yang ditangkap di hotel setelah dilacak menggunakan data seluler.

  • Insiden tewaskan dua orang dan lukai sembilan lainnya, dengan polisi tidak mencari tersangka lain dalam kasus ini.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Penembakan massal terjadi di Universitas Brown, Providence, Amerika Serikat (AS), pada Sabtu (14/12/2025). Insiden mematikan ini menewaskan dua mahasiswa dan melukai sembilan orang lainnya saat ujian akhir berlangsung.

Pihak kepolisian setempat telah menahan seorang "person of interest" yang diduga sebagai pelaku. Penangkapan dilakukan di sebuah hotel di Coventry, Rhode Island, sehari setelah kejadian yang mengguncang kampus Ivy League tersebut.

1. Penembakan terjadi saat ujian berlangsung

ilustrasi polisi (unsplash.com/Kenny Eliason)

Kejadian bermula sekitar pukul 16.00 waktu setempat di gedung Barus and Holley, sebuah fasilitas teknik dan fisika di sisi timur kampus. Gedung tersebut saat itu sedang digunakan oleh mahasiswa untuk mengerjakan sesi ujian akhir ekonomi.

Saksi mata menyebut pelaku masuk ke ruang kelas di lantai satu dan mulai melepaskan tembakan secara membabi buta. Mahasiswa yang panik berusaha bersembunyi di bawah kursi untuk menghindari peluru yang ditembakkan pelaku.

"Dia mengaku pelaku berteriak sesuatu, tapi ia tidak ingat apa, lalu mulai menembak. Mahasiswa berhamburan mencoba menjauh dan mencari perlindungan, dan beberapa orang tertembak," ujar Rachel Friedberg, profesor ekonomi, dilansir BBC.

Pihak keamanan kampus segera mengeluarkan peringatan "active shooter" sekitar 17 menit setelah panggilan darurat pertama masuk ke layanan 911. Ratusan personel penegak hukum langsung dikerahkan untuk menyisir lokasi dan mengevakuasi mahasiswa ke tempat aman.

2. Terduga pelaku merupakan mantan militer

ilustrasi penembakan (unsplash.com/Max Kleinen)

Aparat keamanan mengidentifikasi Benjamin Erickson yang berusia 24 tahun sebagai orang yang diamankan terkait insiden ini. Erickson ditangkap tanpa perlawanan di Hampton Inn, sekitar 26 kilometer dari lokasi kejadian di Providence, dilansir USA Today.

Berdasarkan penelusuran rekam jejak, Erickson merupakan mantan anggota Angkatan Darat AS yang baru saja keluar tahun lalu. Ia bertugas sebagai infanteri dari Mei 2021 hingga November 2024 dengan pangkat terakhir spesialis.

Juru bicara militer mengonfirmasi bahwa Erickson tidak pernah ditugaskan dalam operasi tempur atau ditempatkan selama masa dinasnya. Ia diketahui tidak terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Brown dan motif serangannya masih diselidiki.

Direktur FBI, Kash Patel, menyatakan penangkapan ini berhasil dilakukan berkat pelacakan data seluler. Tim gabungan menggunakan informasi digital untuk melacak pergerakan tersangka hingga ke kamar hotelnya di Coventry pada Minggu pagi.

3. Insiden tewaskan dua orang dan lukai sembilan lainnya

ilustrasi ambulans (unsplash.com/ Christoph Birken)

Insiden tragis ini merenggut nyawa dua orang mahasiswa yang identitasnya belum dipublikasikan. Selain korban tewas, sembilan orang lainnya mengalami luka-luka dengan tingkat keparahan yang bervariasi.

Wali Kota Providence, Brett Smiley, mengonfirmasi satu korban masih dalam kondisi kritis di rumah sakit setempat. Sementara itu, tujuh korban lainnya kini dalam kondisi stabil dan satu orang telah diperbolehkan pulang setelah mendapat perawatan medis.

Presiden Universitas Brown, Christina Paxson, memastikan seluruh korban tewas dan terluka merupakan mahasiswa aktif di kampus tersebut. Pihak universitas berjanji memberikan dukungan bagi keluarga korban yang ditinggalkan maupun mereka yang sedang dalam masa pemulihan fisik dan mental.

Salah satu korban luka diidentifikasi sebagai Kendall Turner, alumni dari sekolah swasta Durham Academy di North Carolina. Pihak sekolah asalnya telah menyampaikan rasa prihatin mendalam dan doa bagi kesembuhan Turner serta seluruh komunitas Brown yang terdampak.

4. Kepolisian tidak mencari tersangka lain

Kepala Polisi Providence, Oscar Perez, menyatakan pihaknya tidak mencari tersangka lain dalam kasus penembakan ini. Fokus utama saat ini adalah melengkapi bukti-bukti agar tuntutan hukum dapat segera diajukan ke pengadilan.

"Kami akan bekerja sama dengan kejaksaan agung untuk memastikan persyaratan hukum terpenuhi. Kasus ini kompleks dengan banyak bukti dan saksi, jadi kami harus memastikan semuanya kuat," tutur Perez, dikutip NBC News.

FBI turut mengerahkan spesialis korban untuk membantu para penyintas trauma akibat kekerasan senjata api ini. Mereka juga membuka portal media digital bagi publik yang memiliki rekaman video atau foto terkait kejadian untuk membantu proses rekonstruksi perkara.

Sebagai respons darurat atas tragedi ini, pihak universitas membatalkan seluruh sisa ujian akhir semester musim gugur. Langkah ini diambil untuk memberikan waktu berkabung dan pemulihan bagi seluruh anggota akademik Brown yang terguncang.

5. Penembakan massal ke-389 di AS sepanjang 2025

Penembakan di Universitas Brown menambah daftar panjang kekerasan senjata api yang terus terjadi di Negeri Paman Sam. Gun Violence Archive mencatat insiden ini sebagai penembakan massal ke-389 yang terjadi sepanjang tahun 2025.

Peristiwa ini terjadi bertepatan dengan peringatan 13 tahun tragedi Sandy Hook Elementary School yang menewaskan 20 anak-anak. Tingginya frekuensi kejadian telah membuat latihan menghadapi penembak aktif menjadi hal yang lumrah bagi pelajar di AS.

Wali Kota Smiley mengungkapkan kesedihannya mendengar pengakuan mahasiswa yang selamat berkat latihan "active shooter" saat masih duduk di bangku SMA. Menurutnya, hal tersebut memberikan harapan sekaligus kesedihan karena mencerminkan betapa seringnya ancaman ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Presiden AS Donald Trump menyampaikan belasungkawa kepada para korban setelah kembali dari pertandingan sepak bola Angkatan Darat-Laut. Ia menyebut insiden ini sebagai peristiwa yang mengerikan dan mengajak masyarakat mendoakan para korban yang tewas maupun terluka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team