ilustrasi portofolio investasi (pexels.com/Artem Podrez)
China menyampaikan kesiapan untuk meningkatkan impor barang asal Prancis sebagai imbalan atas iklim bisnis yang dianggap setara bagi perusahaan China di Eropa. Xi menyatakan langsung hal tersebut dalam pertemuannya dengan Macron. Prancis mencatat defisit perdagangan hampir 20 miliar euro (setara Rp388,1 triliun) pada 2024.
Dilansir CNBC, Macron menyambut komitmen China untuk mempermudah akses pasar bagi produk pertanian Prancis seperti anggur, daging babi, unggas, dan daging sapi.
Keduanya juga berniat membangun kerangka investasi yang memungkinkan modal China masuk ke Eropa, khususnya Prancis, guna membuka lebih banyak lapangan kerja. Xi turut mendorong kolaborasi mendalam di sektor kedirgantaraan, energi nuklir, ekonomi digital, biofarmasi, dan kecerdasan buatan (AI).
Kedua pemimpin meneken beberapa perjanjian yang mencakup energi, pertanian, pendidikan, dan lingkungan, meski tanpa rincian terbuka. Macron mengajak China bekerja bersama negara-negara G7 untuk membangun aturan ekonomi yang lebih adil dan kuat, bukan sistem yang bergantung pada kelangsungan hidup pihak terkuat.
Ketegangan dagang sebelumnya meningkat setelah Macron mendukung tarif Uni Eropa atas kendaraan listrik buatan China, yang kemudian dibalas Beijing lewat penetapan harga minimum bagi produsen cognac asal Prancis. Macron diperkirakan meminta Xi agar kebijakan serupa tak diterapkan pada ekspor daging babi dan produk susu Prancis.