Presiden AS Donald Trump dan Emir Qatar Sheikh Tamin bin Hamad Al Thani. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)
Meskipun tidak mengarah ke area sipil, serangan ini sempat meningkatkan kewaspadaan di Qatar. Wilayah udara negara itu sempat ditutup demi keselamatan. Beberapa sekolah internasional juga menunda jadwal ujian yang seharusnya dilaksanakan keesokan harinya.
Pemerintah Qatar mengutuk keras serangan tersebut sebagai pelanggaran kedaulatan, namun tetap menyerukan dialog untuk meredakan tensi.
"Kami menganggap ini sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Negara Qatar, ruang udaranya, hukum internasional, dan Piagam PBB. Kami menegaskan bahwa Qatar berhak untuk merespons dengan cara yang setara dengan sifat dan skala agresi kurang ajar ini, sejalan dengan hukum internasional" ujar Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, dilansir The Guardian.
Selama serangan berlangsung, Kedutaan Besar AS dan Inggris di Doha mengeluarkan imbauan keamanan. Mereka meminta warga negaranya untuk tetap berlindung di tempat hingga situasi dinyatakan aman.
Arab Saudi mengutuk serangan Iran dan menawarkan dukungan keamanan untuk Qatar. Sementara itu, Bahrain dan Uni Emirat sempat menutup wilayah udaranya dan mengimbau warganya untuk berlindung.