10 Orang Tewas dan 21 Hilang akibat Hujan Lebat di Brasil

Situasi disebut dapat semakin memburuk

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 10 orang tewas dan 21 lainnya hilang akibat hujan lebat yang melanda negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil, pekan ini. Pemerintah setempat memperingatkan bahwa situasi saat ini kritis dan bisa semakin memburuk.

“Kami mengalami momen terburuk di Rio Grande do Sul, bencana terburuk dalam sejarah kami. Sungguh, tidak masuk akal, luar biasa seriusnya apa yang terjadi di Rio Grande do Sul saat ini. Dan sayangnya, keadaannya akan menjadi lebih buruk," kata gubernur negara bagian tersebut, Eduardo Leite, dalam konferensi pers pada Rabu (1/5/2024), dikutip Reuters.

Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, dijadwalkan melakukan perjalanan ke Rio Grande do Sul pada Kamis (2/5/2024).

1. Jembatan dan jalan hancur akibat banjir dan tanah longsor

Dilansir Associated Press, hujan deras dimulai pada Senin (29/4/2024) dan diperkirakan akan berlangsung hingga Jumat (3/5/2024). Institut Meteorologi Nasional Brasil mengatakan bahwa di beberapa daerah, seperti lembah, lereng gunung, dan perkotaan, curah hujan mencapai lebih dari 150 milimeter dalam rentang waktu 24 jam

Menurut Leite, badai kali ini telah menyebabkan kerusakan paling parah di Rio Grande do Sul dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa kota terisolasi usai jembatan-jembatan runtuh dan jalan-jalan hancur akibat banjir dan tanah longsor. Pemadaman listrik dan air juga terjadi di seluruh negara bagian.

Akibat situasi ini, Leite mengumumkan bahwa sekolah-sekolah di seluruh wilayah tersebut akan diliburkan selama sisa pekan ini.

Baca Juga: Sanksi Baru AS, Larang Impor Uranium dari Rusia

2. Lebih dari 3.400 orang mengungsi

Lebih dari 3.400 orang dilaporkan terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat kerusakan yang disebabkan oleh badai. Pemerintah telah meminta bantuan Angkatan Udara Brasil untuk membantu orang-orang yang terdampar. Sedikitnya dua helikopter dikerahkan untuk misi penyelamatan.

Dalam sebuah pernyataan, Wakil Gubernur Gabriel Souza mengatakan bahwa prioritas saat ini adalah menyelamatkan orang-orang di kepulauan dan daerah terpencil. Hingga Rabu pagi, pihak berwenang telah menerima lebih dari 130 permintaan penyelamatan.

“Ada kekhawatiran khusus terhadap bendungan yang berada dalam situasi waspada, dengan risiko kegagalan dan banjir karena tingginya tingkat bendungan,” kata Souza, seraya menambahkan bahwa penduduk di daerah sekitar sedang direlokasi.

3. Cuaca ekstrem kerap terjadi akibat perubahan iklim

Cuaca di seluruh Amerika Selatan dipengaruhi oleh fenomena iklim El Nino, yaitu  peristiwa alami yang menyebabkan peningkatan suhu permukaan air di wilayah Pasifik Khatulistiwa secara berkala. Di Brasil, El Nino biasanya menyebabkan kekeringan di wilayah utara dan curah hujan tinggi di wilayah selatan.

Namun tahun ini, dampak El Nino sangat dramatis hingga mengakibatkan kekeringan parah di Amazon. Para ilmuwan mengatakan bahwa cuaca ekstrem lebih sering terjadi akibat perubahan iklim yang dipicu oleh ulah manusia.

Baca Juga: Brasil Minta Maaf atas Kekejaman terhadap Masyarakat Adat

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya