123 Orang Dilaporkan Tewas dalam Pertempuran Terbaru di Sudan

Kota el-Fasher jadi pusat konflik antara militer dan RSF

Jakarta, IDN Times - Kelompok bantuan internasional pada Minggu (26/5/2024) mengatakan, sedikitnya 123 orang tewas dalam pertempuran antara militer Sudan dan kelompok paramiliter RSF di el-Fasher, ibu kota provinsi Darfur Utara. Pertempuran yang berlangsung selama lebih dari dua pekan itu juga melukai lebih dari 930 lainnya.

“Ini merupakan tanda intensitas kekerasan dalam pertempuran. Kami mendesak pihak-pihak yang bertikai untuk berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil," kata kelompok Doctors Without Borders (RSF).

1. Rumah sakit kekurangan dokter dan pasokan medis

Dilansir Associated Press, el-Fasher menjadi pusat konflik antara militer dan RSF yang dibantu oleh milisi Arab "janjaweed". Kota ini merupakan benteng terakhir yang masih dikuasai militer di wilayah Darfur.

Claire Nicolet, kepala program darurat MSF, pekan lalu mengatakan bahwa rumah sakit kekurangan dokter bedah, sementara korban luka terus berdatangan sejak pecahnya pertempuran di el-Fasher.

"Kami berharap dapat meningkatkan jumlah ahli bedah dalam beberapa hari mendatang agar dapat mengobati sejumlah besar korban luka dengan lebih cepat. Saat ini, karena intensitas pertempuran, orang-orang terjebak di kota dan tidak bisa keluar, jadi kami mengantisipasi akan ada lebih banyak korban luka yang tiba di rumah sakit dalam beberapa hari mendatang," kata Nicolet dalam sebuah pernyataan.

Selain kekurangan staf, hal lainnya yang menjadi tantangan adalah pasokan medis.

"Persediaan medis hampir habis—persediaan kami hanya tersisa sekitar 10 hari, jadi kami harus segera mengisi kembali stok di rumah sakit. Kita memerlukan akses dan otorisasi yang aman dari pihak-pihak yang bertikai untuk dapat melakukan hal ini," tambah dia. 

Baca Juga: Kelompok Houthi di Yaman Bebaskan 113 Tahanan Perang

2. Konflik Sudan seret masyarakat ke ambang kelaparan

Konflik Sudan dimulai pada April tahun lalu, ketika ketegangan antara para pemimpin militer dan RSF meletus menjadi pertempuran terbuka di ibu kota, Khartoum, dan tempat lainnya di negara tersebut.

Lebih dari 14 ribu orang tewas dan ribuan lainnya terluka akibat konflik tersebut. Kelompok hak asasi manusia juga mencatat banyaknya laporan tentang kekerasan seksual dan kekejaman lainnya yang terjadi selama periode tersebut.

Awal bulan ini, badan pangan PBB (WFP) memperingatkan pihak-pihak yang bertikai bahwa kelaparan dan kematian yang meluas bisa mengancam Darfur dan tempat lainnya di Sudan, jika mereka tidak mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke wilayah tersebut

3. Seorang staf MSF tewas tertembak

Dalam beberapa bulan terakhir, RSF telah membangun kekuatan untuk merebut el-Fasher. Bersama dengan sekutu milisi Arabnya, RSF mengepung kota tersebut dan melancarkan serangan besar-besaran di bagian selatan dan timur el-Fasher awal bulan ini.

Organisasi Internasional untuk Migrasi PBB (IOM) melaporkan bahwa bentrokan kembali terjadi pada Kamis (23/5/2024) di kamp pengungsi Abu Shouk di lingkungan Salam di bagian utara el-Fasher, serta di bagian barat daya kota tersebut.

Pada Sabtu (25/5/2024), sebuah peluru menghantam rumah seorang staf MSF yang berada di dekat pasar utama kota tersebut. Staf itu dilaporkan tewas.

Baca Juga: Israel Luncurkan Serangan Udara ke Rafah, 35 Orang Tewas

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya