4 Orang Tewas akibat Wabah Leptospirosis di Brasil

Wabah muncul usai banjir melanda Rio Grande do Sul

Jakarta, IDN Times - Otoritas Rio Grande do Sul, Brasil mengkonfirmasi 54 kasus penyakit leptospirosis setelah banjir besar melanda wilayah tersebut pada April-Mei.

Dilansir BBC, Departemen Kesehatan Rio Grande do Sul melaporkan, empat orang telah meninggal usai tertular penyakit tersebut. Sementara itu, sebanyak 800 kasus yang diduga leptospirosis saat ini masih diselidiki.

Leptospirosis adalah penyakit yang ditularkan melalui air yang terkontaminasi oleh urin hewan yang terinfeksi, seperti tikus.

1. Lebih dari 165 orang tewas akibat banjir

Banjir yang terjadi selama sekitar pekan ini telah menewaskan lebih dari 165 orang, sementara puluhan lainnya masih hilang. Lebih dari 2,3 juta warga yang tinggal di 469 kota di Rio Grande do Sul terdampak oleh bencana tersebut.

Media lokal melaporkan bahwa sedikitnya 581 ribu orang mengungsi akibat banjir, namun akomodasi sementara yang disediakan pemerintah hanya mampu menampung 55 ribu orang.

Saat ini, banyak kota di Rio Grande do Sul masih terendam air. Adapun kondisi ini bisa menyebabkan peningkatan kasus leptospirosis.

“Mewabahnya kasus leptospirosis sudah diperkirakan karena banyaknya orang yang terpapar air, serta penyakit lainnya. Kami belum pernah melihat bencana sebesar ini dan populasi terpapar dalam jumlah besar di Brasil," kata Carlos Machado, pakar kesehatan masyarakat dan lingkungan yang ditunjuk untuk memantau dampak banjir, dikutip ABC News.

Baca Juga: Brasil dan Venezuela Kecam Invasi Israel ke Rafah

2. Warga diimbau tidak konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi dengan air banjir

Departemen Kesehatan Rio Grande do Sul telah memperingatkan warga bahwa air banjir dapat bercampur dengan limbah, sehingga bisa memicu penularan penyakit seperti leptospirosis dan hepatitis A.

Brasil telah melakukan vaksinasi hepatitis A terhadap warganya. Namun, mengingat besarnya dampak yang ada, pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap menghindari konsumsi air atau makanan yang mungkin terkontaminasi dengan air banjir.

Upaya pemulihan dan penyelamatan saat ini masih berlangsung, dan pemerintah federal telah mengalokasikan lebih dari 348 juta dolar AS (sekitar Rp5 triliun) untuk membantu Rio Grande do Sul.

3. Pemerintah Rio Grande do Sul dituding tidak peduli lingkungan

Para kritikus menuduh Gubernur Rio Grande do Sul, Eduardo Leite, terlibat dalam kerusakan lingkungan yang terjadi. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di Folha, jurnalis Eleonora de Lucena menulis bahwa politisi lokal lebih memerhatikan kepentingan petani kedelai dibandingkan komitmen terhadap perlindungan lingkungan.

Di bawah kepemimpinan Leite, pemerintah telah melakukan lebih dari 400 perubahan terhadap undang-undang lingkungan hidup di negara bagian tersebut, termasuk peraturan yang mengizinkan pembangunan bendungan di kawasan yang dilindungi.

Namun, dalam wawancara dengan BBC Brasil pekan lalu, Leite membela kebijakannya, dengan mengatakan bahwa bendungan tersebut dapat meningkatkan produksi pangan.

Baca Juga: Sayap Militer Hamas Tembakkan Rudal dari Rafah ke Israel Tengah

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya