Australia Minta Israel Tanggung Jawab atas Kematian Pekerjanya

Albanese sebut kematian Zomi Frankcom tidak wajar

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, menuntut pertanggungjawaban dari Israel atas kematian staf bantuan Australia, Zomi Frankcom, di Jalur Gaza.

Frankcom dan tiga pekerja bantuan asing lainnya dilaporkan tewas bersama dengan sopir Palestina mereka dalam serangan udara Israel di Deir el-Balah, Gaza tengah, pada Senin (1/4/2024).

Dalam konferensi pers di Brisbane pada Selasa (2/4/2024), Albanese menyebut kematian Frankcom sama sekali tidak dapat diterima.

“Berita hari ini sungguh tragis. DFAT (Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia) juga telah meminta panggilan dari duta besar Israel. Kami ingin akuntabilitas penuh atas hal ini. Ini adalah tragedi yang seharusnya tidak pernah terjadi," kata Albanese, dikutip Al Jazeera.

“Faktanya adalah bahwa hal ini di luar keadaan yang wajar sehingga seseorang yang akan memberikan bantuan dan bantuan kemanusiaan harus kehilangan nyawanya dan ada empat pekerja bantuan serta seorang pengemudi Palestina di dalam kendaraan tersebut," tambah dia. 

Pada kesempatan itu, Albanese juga menegaskan kembali seruan untuk gencatan senjata berkelanjutan di Gaza.

1. Warga Polandia dan Inggris juga tewas dalam serangan

Frankcom telah bekerja di organisasi bantuan World Central Kitchen yang berbasis di Amerika Serikat (AS) sejak 2019. Menurut profil LinkedIn-nya, ia terakhir menjabat sebagai manajer senior untuk operasi Asia di Bangkok.

WCK memberikan bantuan pangan dan menyiapkan makanan bagi orang-orang yang membutuhkan. Bulan lalu, organisasi tersebut mengatakan pihaknya telah menyajikan lebih dari 42 juta makanan di Gaza selama 175 hari.

Menurut pejabat Gaza, korban tewas dalam serangan hari Senin itu juga termasuk warga negara Polandia dan Inggris.

Melalui unggahan di media sosial X, pendiri WCK Jose Andres membenarkan bahwa beberapa staf organisasinya telah terbunuh dalam serangan udara Israel, dan menyampaikan ucapan belasungkawa kepada keluarga dan teman-teman korban.

“Pemerintah Israel perlu menghentikan pembunuhan tanpa pandang bulu ini. Mereka harus berhenti membatasi bantuan kemanusiaan, berhenti membunuh warga sipil dan pekerja bantuan, dan berhenti menggunakan makanan sebagai senjata. Tidak ada lagi nyawa tak berdosa yang hilang. Perdamaian dimulai dari rasa kemanusiaan kita bersama. Ini harus dimulai sekarang,” tulisnya.

Baca Juga: Pria Australia Dibui karena Unduh Konten Pelecehan Anak Buatan AI 

2. Hamas sebut serangan bertujuan meneror para pekerja bantuan asing

Hind Khoudary dari Al Jazeera mengatakan, dirinya sempat berbicara dengan pekerja bantuan tersebut beberapa jam sebelum serangan. Ia mengungkapkan bahwa mereka sangat dikenal di Jalur Gaza dan telah bekerja dengan sedikitnya 100 dapur lokal untuk menyiapkan makanan hangat dan paket makanan selama berbulan-bulan.

“Semua orang di rumah sakit terkejut dan heran, mereka tidak percaya pasukan Israel menargetkan warga internasional,” kata Khoudary, yang melaporkan dari Rumah Sakit Martir al-Aqsa di Deir el-Balah, tempat jenazah korban diambil.

Militer Israel mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki insiden tersebut dan melakukan upaya ekstensif untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan yang aman.

Dalam sebuah pernyataan, Hamas mengatakan bahwa serangan itu bertujuan meneror para pekerja lembaga kemanusiaan internasional dan menghalangi mereka menjalankan misi bantuan, dilansir Reuters.

3. AS minta Israel selidiki kematian pekerja bantuan WCK di Gaza

Sementara itu, Dewan Keamanan Nasional AS (NSC) menyebut pembunuhan lima pekerja bantuan WCK itu sebagai hal yang meresahkan, dan meminta Israel untuk segera menyelidikinya.

Juru bicara NSC Adrienne Watson mengatakan, pekerja bantuan kemanusiaan harus dilindungi saat mereka memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan.

AS, yang merupakan sekutu setia Israel, baru-baru ini menyetujui pengiriman senjata tambahan senilai 2,5 miliar dolar AS (sekitar Rp39 triliun) ke Israel, terlepas dari kecaman global atas perang militer Israel di Gaza. Hampir 33 ribu warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah terbunuh dan lebih dari 75 ribu lainnya terluka akibat serangan Israel.

Baca Juga: Parlemen Israel Sahkan RUU untuk Setop Siaran Al Jazeera

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya