Banjir kian Ganas, Presiden Kenya Tunda Pembukaan Sekolah

Banjir di Kenya memakan korban hingga lebih dari 200 jiwa

Jakarta, IDN Times - Presiden Kenya William Ruto telah memerintahkan agar semua sekolah tetap ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut. Keputusan ini diambil mengingat hujan lebat dan banjir, yang telah menewaskan lebih dari 200 orang, masih berlanjut.

Kenya dan wilayah lainnya di Afrika Timur telah dilanda banjir, dengan lebih dari 150 ribu warga tinggal di kamp pengungsian.

Dilansir Associated Press, sekolah rencananya akan kembali dibuka pekan ini usai libur Paskah, namun pemerintah menundanya selama seminggu akibat hujan lebat. Beberapa sekolah dilaporkan masih terendam banjir, sementara yang lainnya rusak. Sebagian besar warga mengungsi di bangunan-bangunan sekolah, sembari menunggu pemerintah bersiap untuk merelokasi mereka ke kamp pengungsian.

Baca Juga: Panglima Militer Kenya Tewas dalam Kecelakaan Helikopter

1. Topan Hidaya diperkirakan akan melanda Kenya

Dalam pidato kenegaraannya pada Jumat (3/4/2024), Ruto juga memperingatkan kemungkinan terjadinya topan dalam beberapa hari mendatang.

“Yang terpenting adalah wilayah pesisir kemungkinan akan dilanda Topan Hidaya, yang akan mengakibatkan hujan lebat, gelombang besar, dan angin kencang yang dapat mempengaruhi aktivitas laut di Samudera Hindia,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Pemerintah juga telah memerintahkan masyarakat yang tinggal di dekat 178 bendungan dan waduk di 33 kabupaten untuk segera mengungsi. Kementerian Dalam Negeri memperingatkan bahwa penampungan air tersebut telah terisi penuh atau hampir penuh, sehingga bisa meluap kapan saja.

2. 210 orang tewas akibat banjir di Kenya

Menurut data terbaru, banjir di Kenya telah merenggut sekitar 210 nyawa sejak Maret. 125 orang juga dilaporkan terluka, 90 orang hilang, dan 165.500 lainnya mengungsi. Ibu kota, Nairobi, diperkirakan menjadi salah satu daerah yang paling terdampak parah oleh hujan lebat.

Di Tanzania, sedikitnya 155 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor dalam beberapa hari terakhir. Hujan yang lebih deras dari biasanya juga telah menewaskan 29 orang di Burundi.

Dilansir Al Jazeera, curah hujan kali ini telah diperparah oleh pola cuaca El Nino, yaitu fenomena iklim alami yang biasanya dikaitkan dengan peningkatan panas di seluruh dunia. El Nino biasanya menyebabkan kekeringan di beberapa bagian dunia dan hujan lebat di wilayah lainnya.

Baca Juga: 42 Orang Tewas akibat Bendungan di Kenya Jebol

3. Pemerintah Kenya dituding tidak tanggap bencana

Respons pemerintah Kenya dalam menangani banjir menuai kritik dari masyarakat maupun politisi oposisi. Mereka menuduh pemerintahan Ruto tidak siap dan lambat dalam menanggapi krisis meskipun ada peringatan cuaca.

Pemerintah mengatakan bahwa pihaknya telah mendirikan lebih dari 100 kamp untuk menampung lebih dari 27.500 pengungsi. Namun, jumlah tersebut hanyalah sebagian kecil dari lebih dari 190 ribu orang yang terdampak banjir.

Setelah rapat kabinet pada Kamis (2/5/2024), kantor Ruto mengeluarkan pernyataan bahwa para korban banjir telah menerima lebih banyak bantuan berupa makanan dan non-makanan. Pihaknya juga mengaitkan cuaca ekstrem dengan perubahan iklim.

"Kabinet telah memutuskan bahwa pemerintah akan memimpin upaya negara dalam menerapkan langkah-langkah, program, dan kebijakan yang akan mengurangi dampak perubahan iklim," demikian janji pemerintah.

Baca Juga: Kenya Dilanda Banjir, 71 Orang Tewas

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya