Dokter di Korsel Protes Rencana Penambahan Jumlah Mahasiswa Kedokteran

Para dokter ingin pemerintah naikkan biaya pengobatan saja

Jakarta, IDN Times - Ratusan dokter di Korea Selatan menggelar unjuk rasa di berbagai kota pada Kamis (15/2/2024). Aksi unjuk rasa sebagai upaya menentang rencana pemerintah untuk meningkatkan jumlah mahasiswa kedokteran.

Kelompok dokter mengatakan penambahan jumlah mahasiswa kedokteran sebanyak dua ribu orang mulai 2025 adalah hal yang terlalu besar. Mereka ingin para pejabat menggunakan sumber daya yang tersedia untuk menaikkan biaya pengobatan yang menurut mereka terlalu rendah.

Di ibu kota, Seoul, ratusan dokter berkumpul di depan kantor kepresidenan sambil memegang spanduk yang bertuliskan “Kami menentang peningkatan jumlah mahasiswa kedokteran tanpa persetujuan dari sektor medis.” 

“Jika pemerintah menginginkan dokter bekerja di sektor-sektor krusial seperti kebidanan dan anak, maka mereka harus membangun jaring pengaman hukum dan menaikkan biaya pengobatan terlebih dahulu sehingga para dokter di sektor tersebut tidak merasa tertekan untuk dituntut karena kecelakaan atau terbebani oleh beban kerja yang berat," kata Joo Sooho, mantan presiden Asosiasi Medis Korea (KMA), dikutip Associated Press.

Baca Juga: Utusan Khusus AS untuk HAM Korut Akan Kunjungi Jepang-Korsel, Ada Apa?

1. Pemerintah sebut Korsel kekurangan dokter

Pihak berwenang mengatakan bahwa Korea Selatan membutuhkan lebih banyak dokter. Jumlah dokter di negara ini termasuk yang terendah dibandingkan dengan jumlah penduduk di negara-negara maju.

Korea Selatan juga merupakan salah satu negara dengan tingkat kelahiran terendah di dunia, dan sedang bergulat dengan kekurangan dokter di beberapa profesi utama, termasuk kebidanan dan anak, dan di daerah pedesaan di luar wilayah ibu kota.

Kuota mahasiswa kedokteran di Korea Selatan mencapai 3.058 orang sejak 2006. Para dokter telah berhasil menolak beberapa upaya pemerintah untuk meningkatkan jumlah mahasiswa dalam beberapa tahun terakhir, termasuk selama pandemi COVID-19.

2. Dokter ancam lakukan mogok kerja

Meskipun kelompok dokter telah mengancam akan melakukan mogok kerja, namun Kementerian Kesehatan meremehkan kemungkinan terjadinya pemogokan besar-besaran yang akan mengganggu layanan medis.

“Kemungkinan terjadinya pemogokan besar-besaran (yang dilakukan oleh dokter) nampaknya kecil. Pemerintah tidak akan pernah membiarkan situasi di mana kehidupan dan kesehatan masyarakat berada dalam ancaman,” kata Wakil Menteri Kesehatan Kedua Park Min-soo dalam pengarahan pada Kamis.

Ia menambahkan bahwa pemerintah berencana untuk bertemu dengan para dokter demi mengatasi kekhawatiran mereka, namun pihaknya tidak akan mengubah skala dan waktu terkait rencana peningkatan kuota mahasiswa.

Baca Juga: Korsel Akan Ekspor Sistem Pencegat Rudal Cheongung-II ke Arab Saudi

3. PM Korsel imbau dokter untuk tidak mengambil tindakan kolektif

Pada Kamis, Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo juga meminta para dokter untuk menahan diri dari mengambil tindakan kolektif.

“Pemerintah tidak meminta pengorbanan para ahli medis yang tidak dapat dibenarkan. Peningkatan kuota adalah keputusan untuk masa depan masyarakat,” kata Han dalam postingan media sosialnya, dikutip Yonhap.

“Masyarakat sudah menderita lebih dari sekedar ketidaknyamanan karena kekurangan dokter. Menambah kuota adalah langkah pertama dari reformasi sistem medis pemerintahan Yoon Suk Yeol (Presiden Korea Selatan) untuk mengatasi tantangan tersebut."

Ia mengatakan bahwa pemerintah terbuka untuk berdiskusi dengan kalangan di sektor medis.

Baca Juga: Potret Suasana Pencoblosan Pemilu 2024 di Seoul, Korea Selatan

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya