Khan Younis Diserang, Warga Gaza: Kami Berlindung di Toilet Sekolah 

Warga terpaksa berpindah-pindah tempat pengungsian

Jakarta, IDN Times - Ribuan keluarga di Gaza, yang telah mengungsi selama 60 hari perang, terpaksa kembali mencari perlindungan ketika Israel terus meningkatkan serangannya di Gaza selatan dan tengah.

Fayza, ibu dari tujuh anak berusia 30-an tahun, mengatakan bahwa ia telah dua kali mengungsi sejak perang terbaru antara Hamas dan Israel ini meletus pada 7 Oktober.

Setelah meninggalkan kamp Jabalia hampir tiga minggu lalu, Fayza dan keluarganya pergi ke Al Nuseirat di Gaza tengah, di mana mereka tinggal di sebuah sekolah, lalu kemudian pindah lagi.

“Kami berpindah dari satu sekolah ke sekolah lainnya. Semua sekolah dipenuhi orang. Sampai kami menemukan kamar mandi kosong di sekolah perempuan di Deir Al Balah. Di sinilah kami tinggal sekarang–kamar mandi. Hanya itu yang bisa kami temukan," katanya kepada The National.

Baca Juga: Ini Kata Menlu Retno Soal Surat Sekjen PBB ke DK Terkait Gaza

1. Empat dari lima warga Gaza mengungsi

Menurut badan koordinasi bantuan darurat PBB (OCHA), terdapat 1,87 juta pengungsi internal di Gaza. Jumlah itu mencakup lebih dari 81 persen total populasi wilayah tersebut.

Dari hampir 1,1 juta pengungsi yang terdaftar di 156 fasilitas badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) di seluruh Gaza, 958 ribu di antaranya terdaftar di 99 tempat penampungan di wilayah selatan.

Fayza sendiri adalah satu dari hampir 191 ribu pengungsi yang diperkirakan tinggal di 124 sekolah umum, rumah sakit, dan tempat-tempat lainnya yang tidak terdaftar di UNRWA. Hal ini mengakibatnya dirinya kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok untuk menghidupi keluarganya.

“Di mana saya berada, saya tidak ditawari apa pun, kami tidak mendapat apa pun,” katanya.

“Jadi saya datang ke Rumah Sakit Shuhada Al Aqsa untuk meminta sepotong daging untuk memberi makan anak-anak tetapi diberitahu bahwa saya tidak terdaftar di sini dan prioritas diberikan kepada mereka yang terdaftar. Tapi bagaimana caranya agar kami bisa terdaftar di sini?” 

3. Terpaksa berlindung di ruang rontgen rumah sakit

Sementara itu, Um Anas Al Serhi, warga Kamp Shati di garis pantai Gaza, mengatakan bahwa ia terpaksa meninggalkan rumahnya seminggu setelah perang.

“Mereka (pasukan Israel) menyebarkan selebaran yang memperingatkan kami agar tidak tinggal di sana, jadi kami pergi dan menuju ke Al Shifa,” katanya, merujuk pada rumah sakit di kota Gaza yang digerebek tentara Israel akhir bulan lalu.

“Kami tinggal di sana selama sebulan, tinggal di departemen rontgen, bersama orang lain yang juga lolos dari kekerasan, menyaksikan korban tewas dan terluka dibawa masuk siang dan malam. Saya tidak bisa menggambarkan penderitaannya,” kata ibu lima anak tersebut.

Um Anas dan keluarganya terpaksa meninggalkan Al Shifa setelah militer Israel menyerang rumah sakit tersebut. Ia kini tinggal di tenda di Rumah Sakit Syuhada Al Aqsa, dan mengaku khawatir akan pindah lagi.

“Kami kelaparan, kami kedinginan. Tetapi kami mempunyai tenda di atas kepala kami. Kami tidak akan tahu ke mana harus pergi jika mereka memaksa kami pergi lagi," tambahnya.

Baca Juga: Israel Bombardir Kota Khan Younis di Gaza Selatan

3. 45 warga dilaporkan tewas akibat serangan Israel di Deir al-Balah

Dilansir CNA, Israel melaporkan bahwa pasukannya mencapai jantung Khan Younis di Gaza selatan dan telah mengepung kota tersebut pada Selasa (5/12/2023).

“Kami berada dalam hari yang paling intens sejak awal operasi darat,” kata komandan Komando Selatan militer Israel, Jenderal Yaron Finkelman, dalam sebuah pernyataan.

Ia menambahkan bahwa pasukan Israel juga bertempur di Jabalia, salah satu kota di Gaza utara, dan di Shuja'iyya, sebelah timur kota tersebut.

Sementara itu, sayap bersenjata Hamas mengatakan mereka berhasil membunuh atau melukai delapan tentara Israel dan menghancurkan 24 kendaraan militer pada Selasa.

Pejabat kesehatan Gaza mengatakan banyak warga sipil tewas akibat serangan Israel di rumah-rumah di Deir al-Balah, di utara Khan Younis. Eyad Al-Jabri, kepala Rumah Sakit Shuhada Al-Aqsa, mengatakan bahwa sedikitnya 45 orang tewas. 

Baca Juga: Israel Kepung Gaza Selatan, Warga Palestina Merapat ke Rafah

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya