Korut Sebut Campur Tangan AS terhadap Satelit adalah Deklarasi Perang

Pyongyang klaim tak segan untuk menghancurkan satelit AS

Jakarta, IDN Times - Korea Utara menegaskan pihaknya akan menganggap setiap campur tangan asing terhadap operasi satelitnya sebagai deklarasi perang. Hal itu disampaikan menyusul pernyataan pejabat antariksa Amerika Serikat (AS) yang mengisyaratkan kemungkinan penonaktifan satelit mata-mata militer Korea Utara.

Menurut laporan media pemerintah Korut, juru bicara Kementerian Pertahanan Korut mengatakan Pyongyang akan menanggapi setiap campur tangan AS di luar angkasa dengan menghancurkan kelangsungan hidup satelit mata-mata mereka.

“Jika AS mencoba melanggar wilayah sah sebuah negara berdaulat dengan mempersenjatai teknologi terbaru secara ilegal dan tidak adil, DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea) akan mempertimbangkan mengambil tindakan responsif untuk membela diri guna melemahkan atau menghancurkan kelangsungan satelit mata-mata AS,” lapor KCNA pada Sabtu (2/12/2023).

Baca Juga: Saingi Korut, Korsel Sukses Luncurkan Satelit Pengintai Pertamanya

1. AS klaim dapat hancurkan satelit mata-mata Korut

Muncul di Radio Free Asia awal pekan ini, juru bicara Komando Luar Angkasa AS Sheryll Klinkel mengatakan bahwa Washington dapat menghancurkan kemampuan luar angkasa musuh dengan menggunakan berbagai cara.

Ia juga mengatakan bahwa operasi ruang angkasa gabungan dapat mengurangi efektivitas dan mematikan kekuatan musuh di semua wilayah.

“Permusuhan yang menyedihkan dari Angkatan Luar Angkasa AS terhadap satelit pengintaian DPRK tidak dapat diabaikan karena ini hanya sebuah tantangan terhadap kedaulatan DPRK, dan lebih tepatnya, sebuah deklarasi perang melawannya,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Utara.

2. Korut ancam akan hancurkan semua satelit mata-mata AS yang terbang di atas Semenanjung Korea

Mengutip sebuah artikel mengenai perjanjian PBB tentang prinsip-prinsip yang mengatur kegiatan luar angkasa, pejabat Pyongyang tersebut mengatakan satelit mata-mata Malligyong-1 yang diluncurkan pada 21 November, berada di bawah yurisdiksi negara peluncur. Itu merupakan bagian dari wilayahnya sendiri, serta bukan senjata luar angkasa.

Ia lantas menegaskan apabila AS menganggap satelit mata-mata tersebut sebagai ancaman militer, maka pihaknya juga akan menganggap semua satelit mata-mata AS yang terbang di atas Semenanjung Korea setiap hari sebagai target utama penghancuran.

Baca Juga: Kim Jong Un: Militer Korut Harus Siap Hadapi Provokasi dari Musuh

3. AS dan Korsel jatuhkan sanksi terhadap Korut

Dilansir Reuters, AS pada Kamis (30/11/2023) menjatuhkan sanksi baru terhadap Korea Utara atas peluncuran satelit tersebut. Korea Selatan pada Jumat (1/12/2023) juga mengumumkan sanksi terhadap 11 warga Korea Utara yang terlibat dalam pengembangan satelit dan rudal balistik.

Seorang pejabat Seoul mengatakan, Korea Selatan telah menangguhkan tur ke Zona Demiliterisasi (DMZ) di perbatasan kedua Korea. Menurut laporan media lokal, tentara Korea Utara di Kawasan Keamanan Bersama (JSA) di dalam DMZ mulai kembali membawa senjata setelah Korea Utara menarik diri dari perjanjian militer antar-Korea.

Tur DMZ telah dimulai kembali pekan lalu, setelah sempat dihentikan sementara. Saat itu, seorang tentara AS menyeberang ke Korea Utara tanpa izin pada Jul

Baca Juga: Ngeri, Korut Klaim Berhasil Luncurkan Satelit Mata-mata Pertama

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya