Miris, Berton-ton Sampah Kotori Sungai di Balkan

Sungai Drina membelah wilayah Bosnia dan Serbia

Jakarta, IDN Times – Berton-ton sampah mengapung di bagian Sungai Drina yang terletak di bagian timur Bosnia selama curah hujan yang tinggi pada musim dingin dan awal musim semi, dilansir Associated Press.

Hamparan sampah yang terdiri dari botol plastik, ban bekas, balok kayu, peralatan rumah tangga, dan limbah lainnya dibawa dari anak sungai. Sampah-sampah itu lalu terakumulasi di balik penghalang sampah yang dipasang oleh pembangkit listrik tenaga air Bosnia, beberapa kilometer di hulu dari bendungannya di dekat Visegrad.

Sebagian besar sampah berasal dari tempat pembuangan limbah di tepi sungai yang tidak dikelola dengan baik atau dibuang langsung ke saluran air yang mengalir ke sungai. Menurut perkiraan, ada sekitar 10 ribu meter kubik sampah yang terkumpul dalam beberapa hari terakhir, kata Dejan Furtula dari kelompok lingkungan Eko Centar Visegrad. 

Baca Juga: Mau Daur Ulang Sampah Skincare? Ini 5 Platform yang Bisa Kamu Pilih!

1. Hujan deras bawa arus besar sampah

Hujan deras dan cuaca hangat di luar musimnya selama seminggu terakhir telah menyebabkan banyak sungai di Bosnia, Serbia, dan Montenegro meluap. Hal ini mengakibatkan daerah sekitarnya kebanjiran dan memaksa banyak orang mengungsi. 

"Kami mengalami banyak curah hujan dan banjir yang sangat deras dalam beberapa hari terakhir dan aliran air yang sangat besar dari (anak sungai Drina di) Montenegro yang untungnya sekarang telah surut," kata Furtula. "Sayangnya, arus masuk sampah yang besar belum berhenti," tambahnya.

Sungai Drina membentang 346 kilometer dari pegunungan barat laut Montenegro melalui Serbia dan Bosnia. Beberapa anak sungainya terkenal dengan warna zamrud dan pemandangannya yang memukau.

Baca Juga: Presiden Bosnia: Perang Ukraina Tunda Pemisahan Republika Srpska

2. Pengelolaan TPA yang buruk dinilai jadi sumber masalah

Furtula mengungkapkan bahwa mengangkut semua sampah di sungai biasanya memakan waktu hingga enam bulan. Namun, hal itu tidak cukup untuk mengatasi masalah yang ada.

Pasalnya, limbah tersebut akan berakhir di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) kota di Visegrad, yang menurutnya, tidak punya kapasitas yang cukup untuk menangani limbah kota. Selain itu, ia juga menyebut kondisi di sana cukup buruk dan dapat membahayakan lingkungan.

"Api di lokasi TPA selalu menyala," kata Furtula. "tidak hanya bahaya lingkungan dan kesehatan yang besar, tetapi juga sangat memalukan bagi kita semua."

Baca Juga: 1,35 Ton Sampah Tekstil dan Plastik Ditemukan di Sungai Ciliwung

3. Isu lingkungan jadi PR besar bagi negara-negara Balkan 

Usai perang pada 1990-an, wilayah Balkan tertinggal dalam banyak hal dari negara-negara Eropa lainnya, termasuk soal isu lingkungan. Negara-negara di kawasan ini dinilai belum mampu membangun sistem pembuangan sampah yang baik.

Tempat pembuangan limbah yang tidak berizin tersebar di perbukitan dan lembah di seluruh wilayah, sementara sampah berserakan di jalan dan kantong plastik menggantung di pepohonan.

Sederat masalah lingkungan lainnya juga dialami oleh banyak negara di Balkan barat. Salah satu yang paling mendesak adalah tingkat polusi udara yang tinggi.

“Masyarakat perlu menyadari masalah seperti ini,” kata penduduk Visegrad, Rados Brekalovic.

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya