PBB Sebut Operasi Kemanusiaan di Gaza Sengaja Dihambat

Layanan UNRWA terancam terhenti karena kurangnya bahan bakar

Jakarta, IDN Times - Badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA) menduga ada upaya yang disengaja untuk menghambat distribusi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. UNRWA khawatir harus menghentikan seluruh operasinya akibat kekurangan bahan bakar.

Badan yang membantu lebih dari 800 ribu pengungsi di Jalur Gaza tersebut mengatakan, banyak dari layanannya telah ditutup termasuk puluhan sumur air, dua pabrik air, dan stasiun pompa limbah.

“Saya yakin ada upaya yang disengaja untuk menghambat operasi kami dan melumpuhkan operasi tersebut,” ungkap Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, pada Kamis (16/11/2023) dikutip Reuters.

“Kami berisiko menghentikan seluruh operasi kemanusiaan. Saya yakin sangat keterlaluan jika lembaga-lembaga kemanusiaan hanya sekedar mengemis bahan bakar," sambung dia. 

1. Warga sipil akan tewas tanpa bahan bakar

Lazzarini mengatakan, organisasinya telah mengajukan permohonan selama berminggu-minggu untuk mendapat akses terhadap bahan bakar.

Pada Rabu (15/11/2023), bahan bakar akhirnya diizinkan masuk ke Gaza untuk pertama kalinya, sejak perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober.

Namun menurut Lazzarini, pengiriman 24 ribu liter bahan bakar diesel tersebut masih jauh dari kebutuhan warga Gaza untuk bertahan hidup.

“Karena kekurangan bahan bakar, kami tidak akan bisa mengirim truk kami melintasi selatan Jalur Gaza di mana ada orang-orang yang menunggu bantuan kemanusiaan,” katanya.

Israel sendiri telah menolak pengiriman bantuan bahan bakar, dengan alasan Hamas dapat menggunakannya untuk tujuan militer. Namun, Lazzarini memperingatkan bahwa tanpa adanya bahan bakar, maka kematian warga sipil tidak dapat dihindari.

“Hari ini yang kita sampaikan, kalau BBM tidak masuk, masyarakat akan mati karena kekurangan BBM. Tepatnya mulai kapan, saya tidak tahu. Tapi itu akan terjadi lebih cepat," katanya.

Baca Juga: WHO Pusing Cari Cara Evakuasi Pasien dari RS Al Shifa di Jalur Gaza

2. Layanan telekomunikasi di Gaza kembali terputus

Perusahaan telekomunikasi utama Gaza, Paltel dan Jawwal, melaporkan bahwa semua layanan telekomunikasi di Jalur Gaza telah mati akibat kehabisan sumber energi.

“Hal ini dapat memprovokasi atau mempercepat (hancurnya) tatanan sipil yang tersisa di Jalur Gaza,” kata Lazzarini mengenai pemadaman listrik, seraya menyebut skala kerugian dan kehancuran di Gaza sangat mengejutkan.

Selama konflik, jaringan komunikasi Gaza telah terputus beberapa kali, baik karena pemboman atau dimatikan oleh oleh Israel. Namun setiap kali terjadi gangguan, pihak berwenang Gaza dapat memulihkan jaringan tersebut agar kembali berfungsi.

Pemadaman listrik yang terjadi sebelumnya juga telah menimbulkan trauma bagi warga Palestina. Mereka tidak dapat memanggil ambulans atau menghubungi anggota keluarga dan sanak saudara untuk memastikan jika mereka selamat dalam pemboman Israel.

Pemadaman listrik juga menghambat operasi kemanusiaan dan rumah sakit, serta membuat media internasional sulit untuk meliput kejadian di lapangan. 

3. Lebih dari 11 ribu orang tewas di Gaza

Konflik terbaru di Gaza, yang kini memasuki pekan keenam, dipicu oleh serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober. Menurut otoritas Tel Aviv, lebih dari 1.200 orang tewas, sebagian besar warga sipil, dan sekitar 240 lainnya disandera oleh Hamas.

Israel kemudian membalasnya dengan serangan udara selama berminggu-minggu dan meluncurkan invasi darat ke Gaza utara. Pemerintah Israel telah bersumpah untuk menyingkirkan Hamas dari kekuasaannya dan menghancurkan kemampuan militernya.

Menurut otoritas kesehatan di Gaza, lebih dari 11.200 warga sipil di wilayah tersebut telah terbunuh, dengan dua pertiga dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. Sebanyak 2.700 orang lainnya dilaporkan hilang.

Baca Juga: Duh RS Indonesia di Gaza Sudah Tak Berfungsi, Kehabisan BBM!

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya