Pemimpin Oposisi Korsel yang Ditikam Ingin Politik Kebencian Diakhiri

Lee Jae-myung keluar dari rumah sakit pada Rabu

Jakarta, IDN Times - Pemimpin oposisi utama Korea Selatan Lee Jae-myung meninggalkan rumah sakit pada Rabu (10/1/2023), delapan hari setelah insiden penikaman terhadap dirinya. Ia pun berharap serangan tersebut bisa menjadi tonggak untuk berakhirnya politik kebencian.

“Saya benar-benar berharap bahwa kejadian ini, yang mengejutkan kita semua, akan menjadi tonggak dalam mengakhiri politik kebencian dan konfrontasi serta memulihkan politik yang layak di mana kita menghormati satu sama lain dan hidup berdampingan,” kata Lee, ketua oposisi utama Partai Demokrat saat meninggalkan Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul, dikutip Yonhap.

“Kita harus mengakhiri politik yang suka berperang di mana kita harus membunuh dan melenyapkan lawan,” katanya.

Baca Juga: Ngeri, Pemimpin Oposisi Korsel Ditikam di Leher 

1. Lee berjanji untuk mengabdikan sisa hidupnya untuk melayani masyarakat

Dalam kesempatan itu, Lee mengungkapkan terima kasih kepada polisi, pekerja medis dan petugas pertolongan pertama yang telah merawatnya di Busan dan Seoul. Ia juga berjanji untuk mengabdikan sisa hidupnya untuk melayani masyarakat.

"Warga negara kami yang terhormat dan terkasih, saya merasa menyesal telah menimbulkan kekhawatiran bagi Anda dan saya ingin mengucapkan terima kasih. Orang-orang kita menyelamatkan saya," ujarnya.

Ketua partai oposisi itu ditikam di bagian leher oleh seorang pria berusia 67 tahun yang berpura-pura mencari tangan tangannya, saat ia berkunjung ke kota pelabuhan tenggara Busan pada 2 Januari.

Lee pun segera diterbangkan ke Seoul untuk menjalani operasi pada pembuluh darah besar di lehernya, sementara si penyerang ditangkap di tempat kejadian. Penyelidikan masih dilakukan untuk mengetahui motif kejahatan tersebut.

Adapun serangan itu terjadi ketika Korea Selatan sedang bersiap-siap menyambut pemilihan parlemen pada April mendatang.

2. Tersangka meminta maaf

Tersangka, yang diidentifikasi dengan nama keluarga Kim, pada Rabu menyatakan bahwa dirinya menyesal telah menimbulkan kekhawatiran di seluruh negeri.

"Saya menimbulkan kekhawatiran. Saya minta maaf," kata tersangka kepada wartawan, saat ia dikawal masuk ke dalam mobil polisi di Busan.

Dia juga mengaku telah bertindak sendiri tanpa kaki tangan, dengan mengatakan, "Dengan siapa saya akan merencanakan ini?"

Selama penyelidikan, ia mengaku bermaksud membunuh Lee, namun motif jelasnya masih belum diketahui.

Dalam sebuah catatan yang ditulisnya sebelum melakukan kejahatan tersebut, dia disebut ingin melampiaskan kebenciannya terhadap para politisi dan menyesali keadaan politik dan ekonomi negara tersebut.

Baca Juga: Politisi Korsel Serukan Peningkatan Keamanan usai Insiden Penikaman

3. Pejabat partai oposisi benarkan tersangka masuk ke partainya tahun lalu

Pejabat Partai Demokrat mengonfirmasi tersangka masuk ke partainya tahun lalu. Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa mengatakan bahwa dia saat ini bukan anggota partai. Namun, laporan media menyebutkan pria tersebut sebelumnya berafiliasi dengan pendahulu partai yang berkuasa.

Lee, yang merupakan tokoh liberal, kalah tipis dalam pemilihan presiden 2022 dari Presiden Yoon Suk Yeol. Pertarungan sengit antara keduanya dan perselisihan politik pasca pemilu telah memperparah perpecahan konservatif-liberal di Korea Selatan yang sudah sangat buruk.

Lee sendiri merupakan kritikus vokal terhadap kebijakan utama Yoon. Dia menghadapi serangkaian tuduhan korupsi, namun membantah melakukan pelanggaran hukum dan menuduh pemerintah Yoon melakukan balas dendam politik, dilansir Associated Press.

Baca Juga: Kim Jong Un Tegaskan Korut Tidak Berniat Hindari Perang dengan Korsel

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya