Prancis Kecam Pengeboman Israel yang Tewaskan Diplomatnya di Gaza

Kediaman diplomat itu dibom pada Rabu malam

Jakarta, IDN Times - Kementerian Eropa dan Luar Negeri Prancis mengutuk pengeboman Israel yang menewaskan salah satu diplomatnya di wilayah yang sebelumnya dinyatakan sebagai zona aman di Gaza pada Minggu (17/12/2023).

“Prancis mengutuk pengeboman terhadap bangunan tempat tinggal yang menyebabkan kematian banyak warga sipil lainnya. Kami menuntut agar semua pihak berwenang Israel menjelaskan kejadian pengeboman ini, secepat mungkin,” kata Kementerian Luar Negeri Israel dalam sebuah pernyataan, dikutip Al Jazeera.

Baca Juga: Tentara Israel Diduga Kubur Warga Palestina Hidup-hidup

1. Diplomat tersebut tewas bersama 10 orang lainnya dalam serangan pada Rabu

Diplomat tersebut dan 10 orang lainya tewas ketika kediaman mereka, yang berada di Rafah, menjadi target serangan udara pada Rabu (13/12/2023) malam. Dia meninggal akibat luka-luka yang dideritanya.

“Dengan penuh emosi Kementerian Eropa dan Luar Negeri mengetahui kematian salah satu agennya, yang meninggal akibat luka-luka yang dideritanya selama pengeboman Israel di Rafah, di selatan Jalur Gaza,” kata kementerian.

Sembari menyampaikan belasungkawa, kementerian mengatakan bahwa pegawai tersebut telah bekerja dengan pemerintah Perancis di Gaza sejak 2002, dan beberapa anggota keluarganya telah dievakuasi dari Gaza.

2. Menlu Prancis desak gencatan senjata segera di Gaza

Tekanan internasional terhadap Israel semakin meningkat akibat serangan militer tanpa pandang bulu di Gaza. Lebih dari 80 persen dari hampir 19 ribu warga Palestina yang terbunuh adalah warga sipil.

Menteri Luar Negeri Perancis Catherine Colonna tiba di Tel Aviv pada Minggu sebagai bagian dari perjalanan dua hari ke Israel, Palestina dan Lebanon. Ia mendesak gencatan senjata segera di Gaza, dan menambahkan bahwa Paris sangat prihatin atas situasi di wilayah Palestina itu.

“Saya menegaskan kembali komitmen Perancis terhadap keamanan Israel dalam menghadapi terorisme, kebutuhan mendesak akan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza, pembebasan sandera, akses kemanusiaan dan pentingnya melakukan segala kemungkinan untuk menghindari eskalasi dengan Lebanon,” kata Colonna di jejaring sosial X, setelah pertemuannya dengan mitranya dari Israel, Eli Cohen.

Ia juga mengutuk serangan Hamas pada 7 Oktober dan berencana bertemu dengan keluarga tawanan Israel yang ditahan di Jalur Gaza.

Sedikitnya 1.140 orang, sebagian besar warga sipil, tewas dan 240 lainnya ditawan saat Hamas menyerang Israel selatan. Puluhan di antaranya telah dibebaskan dengan imbalan tahanan Palestina sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata akhir bulan lalu.

Baca Juga: Iran Eksekusi Mati Seorang Pria karena Jadi Mata-mata Israel

3. Menlu kecam peningkatan serangan pemukim Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat

Colonna juga berencana untuk mencapai kesepakatan dengan rekannya dari Palestina Riyad al-Maliki di Tepi Barat yang diduduki selama perjalanannya di kawasan tersebut

Sesaat sebelum kedatangannya di Israel, Menteri luar negeri Prancis tersebut mengutuk peningkatan serangan pemukim Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.

“Sayangnya, sejak 7 Oktober, beberapa pemukim, didorong oleh kebutaan ideologi mereka… telah melakukan kejahatan terhadap warga Palestina," katanya, seraya menambahkan bahwa para pemukim ini harus dihukum.

Menurut Kementerian Kesehatan wilayah tersebut, lebih dari 290 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel atau pemukim Israel di Tepi Barat sejak 7 Oktober.

Baca Juga: Serangan Tentara Israel di Gaza Tewaskan 92 Jurnalis

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya