Puluhan Ribu Rakyat Moldova Unjuk Rasa: Serukan Gabung Uni Eropa!

Moldova ingin lebih dekat dengan Eropa ketimbang Rusia

Jakarta, IDN Times - Puluhan ribu warga Moldova berunjuk rasa di ibu kota Chisinau pada Minggu (21/5/2023) untuk mendukung pemerintah pro-Barat bergabung dengan Uni Eropa (UE).

Polisi memperkirakan aksi tersebut sekitar 75 ribu demonstran. Mereka mengibarkan bendera UE dan meneriakkan slogan-slogan pro-Eropa. 

“Kami datang untuk mengatakan dengan lantang, percaya diri, dan bangga bahwa orang Moldova adalah orang Eropa!” kata Presiden Moldova Maia Sandu di tengah kerumunan demonstran, dikutip dari Al Jazeera.

Dia mengatakan negaranya ingin bergabung dengan organisasi yang beranggotakan 27 negara Eropa pada 2030. 

“Ini adalah kesempatan bagi rakyat kita untuk hidup damai dan sejahtera,” katanya.

1. Moldova dan Ukraina memegang status negara kandidat UE

Invasi Moskow ke Kiev, yang telah berulang kali dikecam oleh Chisinau, sangat berdampak terhadap negara tersebut. Moldova, yang termasuk salah satu negara termiskin di Eropa, telah menerima ratusan ribu pengungsi Ukraina dan menjadi semakin khawatir tentang dampak perang.

Sandu menuduh Rusia berusaha menyabotase integrasi Eropa dengan memicu protes dan propaganda anti-pemerintah. Namun Moskow membantah ikut campur dalam urusan Moldova.

“Moldova tidak ingin diperas oleh Kremlin. Kami tidak ingin berada di pinggiran Eropa lagi,” katanya.

Moldova secara resmi mengajukan keanggotaan UE seminggu setelah invasi Rusia ke Ukraina dimulai. Status negara kandidat UE kemudian diberikan kepada Moldova bersama dengan Ukraina pada Juni tahun lalu.

Baca Juga: PM Jepang: G7 Usahakan Perdamaian yang Cepat di Ukraina

2. UE siap terima Moldova dengan tangan terbuka

Demonstrasi juga dihadiri Presiden Parlemen Eropa Roberta Metsola. Dalam pidatonya, ia mengatakan bahwa UE akan menyambut Moldova dengan tangan dan hati yang terbuka.

“Ini tentang kita berdua, Anda akan membawa sepotong Moldova ke Eropa, dan Anda akan membuat Eropa lebih kuat,” katanya.

Demonstran meminta para pemimpin Moldova untuk mengamandemen konstitusi yang secara khusus menyebutkan orientasi negara itu ke Eropa.

"Saya percaya pada Moldova Eropa dan ingin negara saya memiliki masa depan dengan perkembangan ekonomi dan sosial-politik yang maju," kata salah seorang demonstran, Alexandrina Miron yang berusia 18 tahun, dikutip Reuters.

Mengutip RFE/RL, unjuk rasa tersebut terjadi beberapa hari sebelum pertemuan puncak Komunitas Politik Eropa pada 1 Juni, di mana Sandu ingin mendapatkan janji bahwa Moldova akan segera memulai negosiasi keanggotaan dengan Uni Eropa. .

KTT tersebut akan menjadi pertemuan pertama dari kelompok beranggotakan 44 orang, yang merupakan gagasan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Pertemuan itu dimaksudkan untuk meningkatkan kerja sama antara negara UE dan non-anggota, termasuk negara-negara calon di Balkan Barat dan wilayah Kaukasus.

3. Partai oposisi pro-Rusia akan cari referendum tentang kebijakan luar negeri Moldova

Pemimpin oposisi pro-Rusia dan pengusahan yang diasingkan, Iran Shor, mengatakan kepada para pendukungnya pada protes di beberapa kota melalui tautan video, bahwa ia akan mencari referendum tentang kebijakan luar negeri Moldova.

Shor, yang dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat sebagai agen berpengaruh Rusia di Moldova, dijatuhi hukuman penjara 15 tahun in absentia bulan lalu karena keterlibatannya dalam pencurian 1 miliar dolar AS (Rp14 triliun) dari bank-bank Moldova pada 2014.

Baca Juga: Rusia dan China Kritik KTT G7 di Hiroshima

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya