Rusia: Rencana Perdamaian di Ukraina yang Diusung Barat Gak Masuk Akal

Rusia tegaskan perangnya dengan Kiev untuk melindungi diri

Jakarta, IDN Times - Juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa setiap pertemuan puncak perdamaian mengenai Ukraina yang tidak menyertakan Rusia adalah tindakan yang tidak masuk akal dan akan gagal.

Peskov juga menegaskan bahwa Rusia berperang dengan Ukraina selama dua tahun terakhir demi melindungi diri dari Barat.

“Dapatkah masalah Ukraina diselesaikan tanpa partisipasi Rusia? Jawabannya jelas – tidak bisa,” kata Peskov dalam wawancaranya dengan outlet berita Argumenty I Fakty yang diterbitkan pada Senin (25/3/2024).

Wawancara itu dilakukan pada Kamis (21/3/2024), sehari sebelum penembakan massal di gedung konser di Moskow.

“Karena Ukraina telah berubah menjadi sebuah instrumen di tangan kolektif Barat yang dengan bantuannya mereka bermaksud untuk memberikan tekanan lebih besar pada Rusia, menahan Rusia dan meninggalkannya di pinggiran pembangunan. Dan, haruskah mereka berhasil, untuk menyelesaikannya," tambahnya.

1. Rusia kecam rencana Barat untuk mengambil alih aset Moskow dan menyerahkannya ke Kiev

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah menyerukan diadakannya pertemuan puncak perdamaian internasional. Awal tahun ini, Swiss mengatakan bahwa negaranya akan menjadi tuan rumah untuk pertemuan tersebut. Adapun tanggal serta rincian lainnya sedang dibahas.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengecam rencana perdamaian Ukraina yang menyerukan penarikan pasukan Rusia dan pemulihan perbatasan Kiev pada 1991, termasuk Krimea, yang direbut dan dianeksasi oleh Rusia pada 2014.

Peskov menegaskan kembali bahwa rencana tersebut tidak masuk akal. Ia juga menentang rencana yang dibahas oleh Uni Eropa (UE) dan negara-negara lain untuk mengambil alih keuntungan dari aset Rusia dan menyerahkannya ke Ukraina.

“Saya yakin negara-negara Eropa memahami bahwa kami akan menentang keputusan tersebut. Ini mungkin bukan pertanyaan yang diajukan dalam satu tahun, melainkan beberapa dekade,” katanya.

Baca Juga: Ukraina Tegaskan Tidak Terlibat dalam Penembakan di Rusia

2. 10 orang terluka akibat jatuhnya puing-puing Rudal Rusia

Dilansir Reuters, sedikitnya 10 orang terluka ketika puing-puing rudal Rusia menghancurkan sebagian bangunan tiga lantai di pusat kota Kiev pada Senin pagi. Rekaman CCTV menunjukkan ledakan menghantam jendela dan menjatuhkan rak-rak di sebuah kedai kopi hingga hampir menimpa seorang barista.

Angkatan udara Ukraina mengatakan bahwa pihaknya menembak jatuh dua rudal balistik yang diluncurkan dari semenanjung Krimea yang diduduki, yang berjarak lebih dari 500 km.

Sementara itu, Zelenskyy terus meminta sekutu Ukraina untuk memasok lebih banyak pertahanan udara.

“Kami tidak pernah bosan mengulangi bahwa Ukraina membutuhkan lebih banyak pertahanan udara. Ini adalah keamanan bagi kota-kota kita dan menyelamatkan nyawa manusia," katanya.

Andriy Yermak, kepala staf kepresidenan Ukraina, menyebut Rusia dan presidennya sebagai teroris, dan menyamankan mereka dengan ISIS, yang mengaku bertanggung jawab atas penembakan mematikan di Moskow pada Jumat (22/3/2024).

3. Rusia telah meluncurkan ratusan rudal dan drone ke Ukraina selama lima hari terakhir

Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Ukraina, Bridget Brink, mengatakan bahwa Rusia telah menggunakan rudal hipersonik untuk menyerang ibu kota Ukraina.

“Selama lima hari terakhir, Rusia telah meluncurkan ratusan rudal dan drone terhadap negara berdaulat,” katanya.

"Tidak ada kekejaman yang tidak akan dilakukan oleh bajingan Rusia, termasuk upaya serangan balistik di jantung kota berpenduduk jutaan orang. Ini adalah pengingat bahwa Ukraina sangat membutuhkan lebih banyak pertahanan udara, khususnya sistem Patriot dan rudal yang mampu menangkis serangan Rusia," kata Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, dalam postingan di media sosial X.

Baik Rusia maupun Ukraina telah meningkatkan tempo serangan udara mereka dalam beberapa pekan terakhir. Pada Sabtu (23/3/2024), sejumlah serangan udara Ukraina di wilayah perbatasan Rusia di Belgorod menewaskan dua orang dan melukai tujuh lainnya.

Rusia juga menyerang infrastruktur penting di wilayah barat Ukraina, Lviv, dengan rudal pada Minggu (24/3/2024) pagi. Dalam serangan tersebut, satu rudal jelajah Rusia terbang melintasi wilayah udara Polandia, hingga mendorong Warsawa memanggil duta besar Rusia untuk Polandia, Sergey Andreev.

Baca Juga: Rusia Ragukan Keterlibatan ISIS dalam Penembakan Massal di Moskow

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya