Serangan Artileri Hantam Kamp Pengungsi Myanmar, 29 Orang Tewas

Junta dituding melakukan serangan tersebut

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 29 orang, termasuk anak-anak, dilaporkan tewas akibat serangan artileri yang menghantam sebuah kamp pengungsi di Myanmar utara dekat perbatasan dengan China. Serangan ini merupakan salah satu yang paling mematikan sejak kembalinya kekuasaan militer.

Media lokal mengatakan, kamp di dekat kota Laiza di negara bagian Kachin tersebut diserang pada Senin (9/10/2023) malam. Tempat itu hanya berjarak lima kilometer dari markas Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), yang telah berkonflik dengan militer Myanmar selama bertahun-tahun.

Dalam foto-foto yang beredar di media sosial, tampak tim penyelamat mengambil jenazah di tengah kegelapan malam di antara tumpukan bambu serta puing-puing lainnya.

Baca Juga: Ada Dugaan Indonesia Alirkan Senjata Ilegal ke Myanmar

1. Militer dituding dalangi serangan tersebut

Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) mengecam serangan tersebut dengan menyebutnya sebagai kejahatan perang. Pihaknya menyalahkan militer atas kejadian itu dan mengatakan bahwa dunia harus mengambil tindakan untuk menghentikan kekejaman tersebut.

NUG sendiri didirikan oleh politisi yang terpilih secara demokratis yang dicopot dari jabatannya melalui kudeta

“Tindakan dewan militer ini adalah kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata juru bicara NUG Kyaw Zaw, dikutip Reuters.

Sementara itu, juru bicara militer membantah keterlibatan mereka dalam serangan itu, dan mengatakan akan melakukan penyelidikan.

"Kami sedang menyelidikinya. Kami selalu menjaga situasi perdamaian di perbatasan," kata Zaw Min Tun kepada People Media.

Ia menambahkan bahwa ledakan tersebut mungkin berasal dari amunisi kelompok pemberontak etnis sendiri.

Baca Juga: Holding BUMN Bantah Tuduhan Kirim Senjata ke Myanmar 

2. PBB di Myanmar: Kamp pengungsi tidak boleh jadi target serangan

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Myanmar pada Selasa (10/10/2023) mengatakan mereka sangat prihatin dengan laporan mengenai insiden di kamp pengungsi tersebut.

“PBB di Myanmar sangat prihatin dengan laporan awal dari Kachin bahwa warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas dan terluka dalam pemboman. Kamp pengungsi adalah tempat perlindungan, dan warga sipil, di mana pun mereka berada, tidak boleh menjadi sasaran," kata badan tersebut di Facebook.

Myanmar telah terseret ke dalam krisis sejak militer merebut kekuasaan melalui kudeta pada Februari 2021. Hal ini memicu pemberontakan luas di hampir seluruh negeri, yang kemudian dibalas dengan kekerasan oleh junta. Militer dituduh melakukan serangan udara, penembakan artileri, dan pembakaran tanpa pandang bulu yang memaksa ratusan ribu orang meninggalkan rumah mereka.

Pada bulan Oktober tahun lalu, serangan udara militer terhadap festival yang diselenggarakan KIA di Kachin menewaskan sedikitnya 60 orang. Perwira dan tentara Kachin, musisi, pemilik bisnis pertambangan batu giok, dan warga sipil lainnya termasuk di antara korban tewas, dilansir Al Jazeera.

3. Warga mengungsi pascaserangan

Kota Laiza, yang terletak dekat dengan perbatasan China, merupakan rumah bagi banyak warga sipil yang tinggal di kamp pengungsian. PBB mengatakan lebih dari 1 juta orang telah mengungsi akibat konflik di Myanmar.

Seorang aktivis mahasiswa yang berada di Laiza mengatakan seluruh kota terguncang akibat ledakan tersebut dan warga-warga  mengungsi.

“Kami waspada lantaran khawatir akan terjadi serangan bom kedua. Penduduk setempat khawatir tentang hal itu sehingga orang-orang kini pindah," kata Justin yang enggan menyebutkan nama belakangnya. 

Khon Ja, seorang aktivis lokal dari kelompok masyarakat sipil Jaringan Perdamaian Kachin mengatakan bahwa dia telah mengunjungi rumah sakit setempat dan diberitahu bahwa 29 orang tewas dan 59 luka-luka.

“Bomnya terlalu kuat… desa itu hancur total dan hilang,” katanya.

Baca Juga: Myanmar Tangkap 1.200 Warga China Terduga Pelaku Online Scam

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya