Tolak Akhiri Perang di Gaza, Netanyahu: Hamas Tidak Boleh Berkuasa!

Perundingan gencatan senjata masih menemui titik buntu

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menolak tuntutan Hamas untuk mengakhiri perang Gaza dengan imbalan pembebasan sandera. Ia menilai hal tersebut akan membuat kelompok pejuang Palestina tetap berkuasa dan menimbulkan ancaman bagi Israel.

Netanyahu mengklaim Israel telah menunjukkan kesediaannya untuk melakukan gencatan senjata di Gaza demi menjamin pembebasan sandera yang masih ditahan oleh Hamas, yang diyakini berjumlah lebih dari 130 orang, namun penawaran itu ditolak.

“Tetapi meski Israel telah menunjukkan kesediaannya, Hamas tetap bertahan pada posisi ekstremnya, yang pertama di antaranya adalah tuntutan untuk menarik seluruh pasukan kami dari Jalur Gaza, mengakhiri perang, dan membiarkan Hamas tetap berkuasa. Israel tidak bisa menerima hal itu,” katanya pada Minggu (5/4/2024)

“Hamas akan mampu memenuhi janjinya untuk melakukan pembantaian, pemerkosaan, dan penculikan berulang kali," tambah Netanyahu.

1. Syarat utama dari Hamas adalah mengakhiri perang di Gaza

Di Kairo, perundingan gencatan senjata pada hari kedua antara para pemimpin Hamas dengan mediator Mesir dan Qatar belum memberikan kemajuan yang berarti. Hamas tetap mempertahankan tuntutannya bahwa kesepakatan apa pun harus dapat mengakhiri perang di Gaza.

Dilansir Reuters, seorang pejabat yang mengetahui soal perundingan tersebut mengatakan bahwa putaran mediasi terakhir di Kairo hampir gagal.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa Hamas tampaknya tidak serius untuk mencapai gencatan senjata.

“Kami mengamati tanda-tanda mengkhawatirkan bahwa Hamas tidak berniat mencapai kesepakatan dengan kami. Ini berarti aksi militer yang kuat di Rafah akan dimulai dalam waktu dekat, dan di seluruh wilayah Jalur Gaza," kata Gallant. 

Baca Juga: Pemimpin Hamas: Netanyahu Sabotase Upaya Gencatan Senjata di Gaza

2. Ismail Haniyeh sebut kelompoknya positif terhadap perundingan gencatan senjata

Ketua Hamas Ismail Haniyeh mengatakan, kelompoknya masih ingin mencapai gencatan senjata komprehensif demi mengakhiri agresi Israel, menjamin penarikan pasukan Israel dari Gaza, dan mencapai kesepakatan serius untuk membebaskan warga Israel yang disandera dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina.

Sebaliknya, ia menyalahkan Netanyahu atas berlanjutnya agresi dan meluasnya lingkaran konflik, serta menggagalkan upaya yang dilakukan melalui mediator dan berbagai pihak lainnya.

Perang di Gaza dimulai setelah Hamas melancarkan serangan lintas batas di Israel selatan pada 7 Oktober, yang dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 252 lainnya.

Israel kemudian meresponnya dengan melakukan serangan besar-besaran di Jalur Gaza, hingga menewaskan lebih dari 34.600 warga Palestina dan melukai lebih dari 77 ribu lainnya. Pengeboman tersebut telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dan menyebabkan krisis kemanusiaan.

3. Militer Israel dilaporkan mulai evakuasi warga sipil Palestina dari Rafah

Media Israel pada Senin (6/5/2024) melaporkan, pasukan Israel telah mulai mengevakuasi warga sipil Palestina dari Rafah menjelang ancaman serangan di kota Gaza selatan

Radio Angkatan Darat Israel mengatakan bahwa evakuasi difokuskan di beberapa distrik pinggiran Rafah, di mana para pengungsi akan diarahkan ke kota-kota lainnya di dekat Khan Younis dan Al Muwassi.

Sementara itu, sedikitnya 22 orang, termasuk delapan anak-anak, tewas akibat serangan Israel di Rafah semalam. Pemboman ini terjadi setelah Hamas dilaporkan menembakkan roket ke penyeberangan Karem Abu Salem dan menewaskan tiga tentara Israel.

Sejak awal perang, Israel secara teratur melakukan serangan udara di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan. Israel sebelumnya telah mengancam akan mengirim pasukannya ke Rafah, dengan mengklaim kota tersebagai sebagai benteng terakhir Hamas di Gaza.

Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lainnya telah mendesak Israel untuk tidak melakukan invasi, karena khawatir akan terjadinya bencana kemanusiaan yang lebih besar.

Baca Juga: Keluarga Dokter di Gaza Sewa Pengacara dan Gugat Israel di ICC

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya