Ukraina: PD III Akan Terjadi jika Kiev Kalah Perang dari Rusia

Ukraina andalkan persenjataan dari Barat untuk lawan Rusia

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal, mengatakan bahwa Perang Dunia Ketiga akan terjadi apabila Ukraina kalah dalam perang melawan dengan Rusia. Ia pun mendesak Kongres Amerika Serikat (AS) untuk segera meloloskan rancangan undang-undang (RUU) bantuan luar negeri yang telah lama tertunda.

Shmyhal optimis bahwa anggota parlemen AS akan meloloskan RUU yang diperdebatkan, yang mengalokasikan dana sebesar 61 miliar dolar AS (sekitar Rp988 triliun) untuk Kiev. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) rencananya akan melakukan pemungutan suara mengenai bantuan tersebut pada Sabtu (20/4/2024).

"Kami membutuhkan dana ini kemarin, bukan besok, tidak hari ini. Jika kita tidak melindungi… Ukraina akan jatuh. Dan sistem keamanan global akan hancur… dan seluruh dunia perlu menemukan… sistem keamanan baru," kata Shmyhal kepada BBC di Washington DC pada Rabu (17/4/2024).

"Atau, akan ada banyak konflik, banyak jenis perang, dan pada akhirnya, hal itu bisa mengarah pada Perang Dunia Ketiga."

  • https://www.bbc.com/news/world-europe-68840261
  • https://www.reuters.com/world/g7-foreign-ministers-seek-urgent-defence-support-ukraine-2024-04-18/

1. Rusia anggap kekhawatiran Ukraina berlebihan

Ini bukan pertama kalinya Ukraina mengeluarkan peringatan yang mengkhawatirkan mengenai konsekuensi dari potensi kekalahannya. Tahun lalu, Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa jika Rusia menang, negara itu selanjutnya dapat menyerang Polandia, sehingga memicu Perang Dunia Ketiga.

Namun, para pejabat Kremlin mencemooh klaim tersebut dengan menganggapnya sebagai bentuk keresahan Barat. Bulan lalu, Presiden Vladimir Putin membantah kemungkinan Rusia akan menyerang Eropa Timur dan menyebutnya sebagai omong kosong belaka.

Rusia belum pernah menyerang negara anggota NATO, termasuk Polandia. Berdasarkan pakta pertahanan kolektif NATO, serangan terhadap satu anggota merupakan serangan terhadap semua anggota lainnya.

Baca Juga: Iri, Zelenskyy Minta AS Perhatikan Ukraina Seperti Israel

2. Ukraina bisa kalah tahun ini jika tidak punya cukup senjata

Richard Barrons, mantan komandan Komando Pasukan Gabungan Inggris, baru-baru ini mengungkapkan bahwa dia khawatir Ukraina akan kalah tahun ini, kecuali negara itu mendapatkan senjata dan amunisi yang diperlukan untuk mengamankan garis pertahanannya.

“Kita melihat Rusia semakin maju di garis depan, menggunakan keunggulan lima banding satu dalam hal artileri, amunisi, dan kelebihan personel,” katanya.

“Ukraina mungkin merasa tidak bisa menang. Dan ketika sampai pada titik itu, mengapa orang-orang ingin berperang dan mati?”

Kedua belah pihak telah menderita kerugian besar dalam pertempuran tersebut. Presiden Zelenskyy mengatakan 31 ribu tentara Ukraina telah terbunuh sejak dimulainya invasi Rusia pada Februari 2022. Namun, para pejabat AS yakin sedikitnya 70 ribu tentara Ukraina telah tewas dan banyak lagi yang terluka.

Sementara itu, investigasi BBC memperkirakan bahwa sedikitnya 50 ribu tentara Rusia telah terbunuh dan puluhan ribu lainnya diyakini terluka.

3. Negara-negara Uni Eropa diminta berikan sistem pertahanan udara ke Ukraina

Oposisi dari sayap kanan Partai Republik AS telah memblokir potensi bantuan ke Ukraina selama berbulan-bulan. Beberapa anggota parlemen tersebut keberatan dengan pengiriman bantuan senilai puluhan miliar dolar AS ke luar negeri, tanpa terlebih dahulu menggelontorkan dana untuk keamanan perbatasan AS-Meksiko.

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa dia akan segera menandatangani paket tersebut menjadi undang-undang setelah disahkan oleh Kongres. Hal ini bertujuan untuk mengirimkan pesan kepada dunia bahwa Washington senantiasa mendukung Ukraina dan sekutunya.

Dilansir Reuters, para menteri luar negeri dari negara-negara besar Kelompok Tujuh (G7) pada Kamis (19/4/2024) juga memperingatkan bahwa Ukraina berisiko dikalahkan oleh Rusia tanpa adanya pertahanan udara yang kuat.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE), Josep Borrell, yang menghadiri pertemuan G7 bersama AS, Italia, Jerman, Prancis, Inggris, Jepang, dan Kanada, mendesak negara-negara UE untuk memberikan sistem pertahanan udara guna membantu Ukraina melindungi kota-kotanya. Rusia diketahui kerap melancarkan serangan yang menargetkan infrastruktur utama di negara itu.

"Jika tidak, sistem kelistrikan Ukraina akan hancur. Dan tidak ada negara yang bisa berperang tanpa listrik di rumah, di pabrik, internet, untuk segala hal," katanya kepada wartawan saat sidang hari Kamis dimulai di pulau Capri, Italia.

Baca Juga: 13 Orang Tewas akibat Serangan Terbaru Rusia di Ukraina Utara

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya