WHO Marah Israel Tahan Petugas Medis di Jalur Gaza

Ada petugas medis yang mengaku ditelanjangi dan disiksa

Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluhkan tindakan Israel yang menahan petugas evakuasi medis di Jalur Gaza. Mereka bahwa seorang pasien meninggal selama pemeriksaan panjang yang dilakukan oleh para tentara.

“Kami sangat prihatin dengan pemeriksaan berkepanjangan dan penahanan petugas kesehatan yang membahayakan nyawa pasien yang sudah rentan,” kata Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, di jejaring sosial X pada Selasa (13/12/2023). 

1. Tentara Israel geledah staf medis dan pasien

Pada Sabtu (9/12/2023), misi penyelamatan yang dipimpin WHO mengevakuasi pasien kritis dan mengirimkan perlengkapan medis untuk Rumah Sakit Al-Ahli di Gaza utara. Rumah sakit itu merupakan fasilitas medis terakhir yang sebagian masih berfungsi di wilayah tersebut.

Saat tiba di pos pemeriksaan Israel, beberapa pasien dan staf Bulan Sabit Merah diinstruksikan untuk keluar dari ambulans. Pasien kritis juga digeledah oleh tentara Israel yang bersenjata.

“Beberapa petugas kesehatan ditahan dan diinterogasi selama beberapa jam,” kata Tedros.

Akibat penundaan tersebut, salah satu dari 19 pasien yang terluka parah meninggal dalam perjalanan.

Meirav Eilon Shahar, Duta Besar Israel untuk PBB di Jenewa, tidak mau mengomentari insiden tersebut. Ia mengaku tidak memiliki cukup informasi mengenai kejadian tersebut.

Baca Juga: Kemlu RI Ungkap Kondisi Terbaru Gaza: Tersisa 12 RS yang Beroperasi

2. Staf Bulan Sabit Merah mengaku dipukuli dan ditelanjangi oleh tentara Israel

Perwakilan WHO di Gaza Richard Peeperkorn, yang ikut serta dalam konvoi, mengatakan para petugas medis dipaksa meninggalkan salah seorang staf Bulan Sabit Merah Palestina.

“Setelah dua setengah jam, kami harus membuat pilihan yang sangat sulit untuk meninggalkan daerah yang sangat berbahaya ini dan melanjutkan perjalanan demi keselamatan dan kesejahteraan pasien,” kata Peeperkorn kepada wartawan melalui tautan video.

WHO mengatakan, anggota staf yang ditahan melaporkan bahwa dia ditelanjangi, dipukuli, dilecehkan, dan ditutup matanya, sebelum kemudian dibebaskan beberapa jam kemudian.  Ia lalu dibiarkan berjalan kaki menuju Gaza selatan dengan tangan masih terikat di belakang punggung, tanpa pakaian dan sepatu.

“Kisahnya mengerikan, dan penghinaan serta perlakuan tidak manusiawi yang dia alami cukup mengejutkan,” ujar Peeperkorn, dilansir Reuters. 

Petugas medis juga pernah ditahan dalam misi sebelumnya ke fasilitas kesehatan Gaza. Pada 18 November, enam orang ditahan saat memindahkan pasien dari Rumah Sakit Al-Shifa. WHO mengatakan bahwa empat di antaranya masih ditahan hingga saat ini.

3. Situasi kesehatan di Gaza kritis

Peeperkorn menjalankan misi medis ke Gaza selama dua minggu terakhir. Dia mengatakan setelah 66 hari konflik, fasilitas kesehatan Gaza telah berkurang dari 36 rumah sakit menjadi 11 rumah sakit yang hanya berfungsi sebagian. Satu di antaranya terletak di utara dan 10 lainnya di selatan.

“Gaza Utara tampak seperti gurun. Kehancurannya sangat besar. Kami masih terkejut melihat begitu banyak orang yang berada di jalanan, tergeletak di jalanan," katanya.

Peeperkorn menambahkan, semua upaya harus dilakukan untuk menjaga rumah sakit yang tersisa tetap berfungsi.

“Kami tidak bisa kehilangan fasilitas kesehatan lagi," ujar dia.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah korban jiwa di wilayah tersebut telah mencapai 18.205 orang, dengan 49.645 lainnya mengalami luka-luka. Lebih dari 60 persen korban adalah perempuan dan anak-anak.

WHO menyebut situasi kesehatan di Gaza sekarang dalam kondisi kritis. Sejak dimulainya konflik, dilaporkan ada sekitar 165 ribu infeksi pernafasan dan lebih dari 50 ribu kasus diare pada anak balita di Gaza. Jumlah ini sekitar 40 kali lebih tinggi dari biasanya, dilansir VOA News.

Baca Juga: Tolak Standar Ganda, Menlu RI: Pelanggaran HAM Berat Terjadi di Gaza

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya