Meninggal, Profil Syed Ali Geelani Pimpinan Separatis Kashmir

Kematiannya tuai reaksi berbeda dari India dan Pakistan

Jakarta, IDN Times - Kashmir menjadi wilayah sengketa antara India dan Pakistan. Meski saat ini berada di bawah Pemerintah India, tapi muncul kelompok separatis yang ingin Kashmir memisahkan diri dari India.

The Indian Express memberitakan bahwa, Syed Ali Geelani meninggal dunia pada Rabu (1/9/2021) malam. Ia meninggal pada usia 91 tahun, karena sakit. Kematiannya pun membuat Pemetintah India menindak gerakan publik dan memberlakukan pemadaman komunasi di Kashmir.

Sosoknya begitu tidak disukai di India, tapi justru mendapat penghargaan dari Pemerintah Pakistan. Lalu, seperti apa profil Syed Ali Geelani?

1. Kehidupan awal sebelum menekuni dunia politik

Meninggal, Profil Syed Ali Geelani Pimpinan Separatis Kashmirilustrasi anak laki-laki membaca (unsplash.com/aaronburden)

Melansir Anadolu Agency, pria bernama lengkap Syed Ali Shah Geelani ini lahir di desa di tepi Danau Wular, Sapore, Distrik Baramulla, Kashmir pada 29 September 1929. Mengutip laman resmi Jagran TV, kini ia memiliki 6 orang anak. Dua putranya bernama Nayeem dan Naseem. Sedangkan putrinya bernama Anisha, Farhat, Jabeen, Zansida, dan Chamshida. Anisha dan Farhat merupakan buah hati dari pernikahan keduanya.

Ia telah menyelesaikan pendidikan di Sapore dan Oriental College, Lahore (sekarang Pakistan). Kala itu, Lahore menjadi pusat Ia kegiatan sastra. Ia kembali ke Srinagar setelah menyelesaikan gelarnya di bidang Teologi Islam (1940).

Kemudian, ia bertemu dengan Maulana Sayeed Masoodi, Sekretaris Jenderal Partai Konferensi Nasional (NC) pro-India. Masoodi menawarinya pekerjaan sebagai reporter berita di Harian Khidmat, sebuah surat kabar berbahasa Urdu. Ia pun mempelajari Yurisprudensi Islam, selain bahasa Urdu dan Persia.

Tahun 1949, saat mengajar di sekolah umum, ia bertemu Maulana Saad-uddin, pemimpin pertama Jamaat-e-Islami (JI) Jammu dan Kashmir. Keinginan mengenal JI lebih dekat melalui literatur dan pertemuan, jadi salah satu alasannya bekerja beberapa tahun di Srinagar.

2. Karier politik yang berliku

Melansir Al Jazeera, Geelani membentuk Tehreek-e-Hurriyat pada awal karier politiknya. , Pada 1952, ia dilantik sebagai anggota partai sosial-keagamaan. Ia mengundurkan diri dari pekerjaannya di pemerintah pada tahun 1959, untuk mengabdi penuh dalam kegiatan partai. Kemudian, ia menjadi Kepala Distrik Kupwara dan Baramulla.

Pada awal karier, Geelani lebih dari satu dekade dipenjara. Ia dipenjara pertama kali pada 1962, atas tuduhan "mengangkat masalah Kashmir".

Dia menjadi Sekretaris Jenderal partai pada tahun 1964, karena komitmen dan pengabdiannya pada "tujuan Islam". Geelani sangat dipengaruhi Ikwanul Muslimin - yang dianggap sebagai organisasi saudara JI - dari Mesir. Banyak pemimpin Ikwanul Muslim yang mengagumi Geelani dan kontribusinya terhadap kemerdekaan Kashmir.

Dia menjadi seorang anggota majelis legislatif dari daerah pemilihan Sopore, Jammu, dan Kashmir pada tahun 1972, 1977, dan 1987. Dia mengundurkan diri dari kursi legislatif sebagai bentuk protes, dan telah memboikot semua pemilihan yang diadakan sejak tahun 1989.

Baca Juga: PM India Dijadwalkan Bertemu dengan Pejabat Kashmir Pro-India

3. Tetap dihormati hingga akhir hayat

Kecintaan Geelani terhadap Kashmir seolah menjadi ancaman bagi Pemerintah India. Pasalnya, ia dikenal sebagai sosok yang gigih dan memiliki komitmen tanpa kompromi terhadap peIanggaran hak-hak warga Kashmir.

Pemimpin JI tersebut, didiagnosis menderita kanker ginjal pada 2007. Namun, ia tetap menjadi kekuatan utama dalam politik Kashmir dari rumahnya di Srinagar.

Mantan pemimpin Hurriyat itu, dikabarkan meninggal dunia pada 1 September 2021 di Srinagar. Ia memang menderita banyak penyakit, termasuk jantung, ginjal, dan diabetes.

Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, mengatakan negara itu akan melaksanakan upacara berkabung resmi dan pengibaran bendera setengah tiang. "Geelani telah berjuang sepanjang hidupnya, untuk rakyatnya dan hak mereka menentukan nasib sendiri," kata Khan.

Sebagai pengakuan atas perjuangan seumur hidupnya untuk warga Kashmir, Pemerintah Pakistan menganugerahinya Nishan-e-Pakistan, penghargaan sipil tertinggi di negara tersebut. Beberapa tokoh negara lain seperti Nelson Madela, Fidel Castro, Ratu Elizabeth II, dan Tayyip Erdogan pun menjadi penerimanya.

Reaksi berbeda dilakukan oleh Pemerintah India yang khawatir bahwa pemakaman Geelani dapat menarik banyak masa. Pihak keamanan memberlakukan pembatasan, termasuk penangguhan internet.

Baca Juga: Ketegangan Tak Berujung, Kashmir dan Akar Konflik India-Pakistan

Fatma Roisatin Nadhiroh Photo Verified Writer Fatma Roisatin Nadhiroh

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya