Jakarta, IDN Times - Pemerintah Finlandia, pada Minggu (12/11/2023), melarang masuknya pesepeda asal Rusia ke negaranya. Pasalnya, terdapat kenaikan jumlah pesepeda yang masuk dari Rusia ke Finlandia dalam beberapa hari terakhir dan diprediksi akan terus naik.
Pada September lalu, Helsinki sudah melarang masuknya kendaraan berpelat Rusia ke negaranya. Langkah ini mengikuti kebijakan Uni Eropa (UE) atas sanksi lanjutan terhadap Rusia setelah menyerang Ukraina sejak Februari 2022.
Wakil Komando Penjaga Perbatasan Finlandia, Jukka Lukkari, mengatakan semakin banyak kasus masuknya pesepeda dari Rusia dalam beberapa hari terakhir. Ia mengkhawatirkan kasus serupa semakin banyak.
"Dalam sepekan terakhir, terdapat sekitar 30 kasus masuknya pesepeda dari Rusia ke Finlandia. Kasus seperti ini tentu saja akan terus terjadi dan meluas apabila tidak dihentikan," terangnya, dilansir Ukrinform.
Ia menambahkan, dulu pesepeda yang melintasi perbatasan hanya melakukan perjalanan lokal saja. Namun, kini kondisinya berbeda dari sebelumnya dan dimanfaatkan untuk migrasi ilegal.
"Sekarang, orang berupaya melintasi perbatasan Rusia-Finlandia untuk menghindari menunjukkan dokumen resmi. Bahkan, mereka tidak menggunakan lampu dan helm khusus pesepeda," tambahnya.
Lukkari menambahkan, terdapat kenaikan percobaan masuknya migran lewat pintu perbatasan tenggara Finlandia sejak Agustus. Setidaknya sudah ada 91 kasus upaya masuk secara ilegal dari Rusia ke Finlandia.
Dilaporkan Meduza, migran tersebut merupakan penduduk dari negara ketiga yang masuk ke Rusia untuk sekedar transit. Kemudian mereka mencoba masuk ke Finlandia untuk mendaftar sebagai pencari suaka.
Ia menambahkan, terdapat 3 ribu orang yang melintasi perbatasan Rusia-Finlandia di bagian tenggara setiap harinya. Pintu perbatasan utama antara kedua negara berada di Vaalimaa, Nuijamaa, dan Imatra.
Menteri Dalam Negeri Finlandia, Mari Rantenen, mengatakan Finlandia telah mempersiapkan sejumlah perubahan dalam menanggapi kondisi keamanan di perbatasan dengan Rusia.
"Kami sudah bersiap, dan jika memang dibutuhkan, kami akan bertindak sesuai dengan situasi terkini di perbatasan," tutur Rantanen, dilansir YLE.
Dalam beberapa tahun terakhir, Finlandia sudah mempersiapkan situasi di mana Rusia melancarkan serangan hybrid ke negaranya, dengan mengirimkan ribuan pencari suaka ke perbatasan Finlandia.
Pada 2015, Rusia dituding melakukan operasi tersebut dengan mengirimkan pencari suaka menuju ke perbatasan Finlandia yang berdampak pada krisis migrasi.