Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kapal migran (unsplash.com/anreea_swank)

Jakarta, IDN Times - Seorang gadis 11 tahun berhasil diselamatkan oleh tim penyelamat usai terombang-ambing sendirian di Laut Mediterania, di lepas pulau paling selatan Italia, Lampedusa. Perempuan tersebut berasal dari Sierra Leone, negara Afrika Barat, yang menumpangi kapal migran yang berangkat dari pelabuhan Sfax, Tunisia.

Ia diyakini sebagai satu-satunya korban selamat setelah kapal migran yang ditumpanginya tenggelam akibat badai, dan diselamatkan menggunakan perahu layar bernama Troamar III.

"Kami berasumsi bahwa dia adalah satu-satunya yang selamat dari kapal karam itu dan 44 orang lainnya tenggelam," kata Compass Collective, yang membantu misi penyelamatan migran di Mediterania

1. Mengapung selama tiga hari tanpa makanan dan air

Gadis yang belum diketahui namanya itu diselamatkan setelah adanya panggilan korban di laut pada Rabu pagi sekitar pukul 2:20, ketika kapal tersebut sedang menuju keadaan darurat lainnya.

Dilansir CBS News, dia dilaporkan telah mengapung sendirian di laut selama tiga hari tanpa makan dan minum, serta terkena hipotermia. Ia selamat karena mengapung menggunakan pelampung dari ban dalam dan jaket pelampung lain.

"Merupakan suatu kebetulan yang luar biasa bahwa kami mendengar suara seorang gadis meskipun mesinnya menyala," kata kapten perahu layar, Matthias Weidenluebbert.

Juru bicara Mediterranean Hope mengatakan, gadis itu sudah dibawa ke rumah sakit dan memulihkan diri setelah mengalami kelelahan. Kondisinya sehat dan telah dibawa ke pusat migran Lampedusa setelah bertemu dengan psikolog.

2. Puluhan orang diduga tewas akibat kapal terbalik terkena badai

Berdasarkan pengakuan gadis tersebut, ia menumpangi sebuah kapal bersama 45 orang lainnya dari kota Sfax, Tunisia. Namun, badai dan gelombang besar setinggi 11 kaki menenggelamkan kapal tersebut.

Ia sempat mengapung bersama dua anak laki-laki lainnya. Namun, keduanya hanyut dan tidak diketahui nasibnya. Saudara laki-lakinya yang berangkat bersamanya juga hanyut bersama migran lainnya.

Katja Tempel dari Compass Collective mengatakan, tidak diketahui bagaimana keadaan penumpang lainnya. Diasumsikan bahwa mereka sudah tenggelam, meskipun mayat atau jejak pakaian dari penumpang lainnya belum ditemukan.

Dilansir ANSA, kantor berita Italia, bantuan psikologis khusus dan mediator budaya akan membantu gadis itu untuk memberikan keterangan lebih lanjut mengenai kronologi tenggelamnya kapal. Ia direncanakan akan dibawa melalui penerbangan yang dioperasikan oleh Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), yang kemungkinan direncanakan pada Jumat.

3. Puluhan ribu migran tewas saat menyebrangi Laut Mediterania

IOM mencatat bahwa setidaknya lebih dari 30 ribu migran meninggal atau hilang saat berupaya menyebrangi Laut Mediterania sejak 10 tahun lalu. Kebanyakan migran mencoba untuk mencapai negara-negara Eropa, dan Italia telah menerima lebih dari 60 ribu migran pada 2024, turun 58 persen dari tahun lalu.

Dilansir dari AP News, Troamar III, yang telah beroperasi sejak 16 bulan lalu, telah menyelamatkan 230 orang terdampar di laut dan membantu 1.700 orang dengan membagikan jaket pelampung hingga tim penyelamat tiba. Mereka juga membagikan jaket pelampung kepada 53 orang yang menaiki perahu kayu setelah menyelamatkan gadis itu.

Setidaknya 356 migran telah tiba di Pulau Sisilia sebelum Troamar III menyelamatkan gadis tersebut. Kebanyakan dari migran yang tiba berasal dari negara-negara Timur Tengah dan Afrika, dan semuanya berangkat dari Libya.

Banyak migran datang ke Eropa karena ketidakstabilan ekonomi dan kemiskinan yang melanda negaranya. Selain itu, peluang kerja, budaya yang lebih terbuka, dan perbatasan terbuka juga menjadi alasan utama mereka memilih Eropa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team