PBB: 1 Juta Pengungsi Gaza Terancam Musim Dingin Ekstrem

Jakarta, IDN Times - Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan, hampir 1 juta warga Palestina yang mengungsi dari Jalur Gaza berisiko menghadapi cuaca dingin dan hujan ekstrem.
"Orang-orang yang mengungsi membutuhkan perlindungan dari hujan dan dingin. Hanya sekitar 23 persen dari kebutuhan ini yang telah terpenuhi, sehingga 945 ribu orang berisiko terpapar musim dingin," katan badan tersebut dalam sebuah pernyataan di X pada Minggu (8/12/2024).
"Bantuan sangat dibutuhkan, guna mengatasi kebutuhan yang sangat besar seiring dengan semakin dalamnya krisis," sambungnya.
1. UNRWA serukan gencatan senjata segera
UNRWA terus memberikan bantuan, mendistribusikan terpal plastik, serta memasang tenda untuk memberikan tempat berlindung sementara kepada para pengungsi.
Badan PBB tersebut juga menyatakan bahwa warga sipil Palestina di pusat kota Deir al-Balah dan di seluruh wilayah Gaza mencari di antara reruntuhan rumah mereka yang hancur, mencoba menyelamatkan apa yang tersisa setelah serangan udara Israel.
Laporan juga menyebutkan, ketika serangan terus berlanjut, korban sipil meningkat, serta rumah-rumah dan infrastruktur vital menjadi reruntuhan.
Menurut UNRWA, kerugian yang ditimbulkan akibat perang tersebut tidak tertahankan. Pihaknya juga menegaskan kembali seruannya agar gencatan senjata segera dilakukan di Gaza, guna mencegah penderitaan lebih lanjut.
2. Serangan Israel di Gaza tengah menewaskan 16 warga Palestina
Serangan udara Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 16 warga Palestina dalam serangan terpisah di bagian tengah daerah kantong itu.
Sebanyak 5 anggota satu keluarga, termasuk anak-anak, tewas dalam serangan terhadap kamp pengungsian di Deir el-Balah pada 8 Desember, saat mereka sedang tidur. Puluhan lainnya terluka dalam serangan itu. Serangan udara Israel juga menewaskan 11 orang yang berada di sebuah rumah tinggal di kamp al-Burej.
Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera melaporkan, serangan itu telah menghantam bagian timur kamp dan tidak ada peringatan sebelumnya kepada penghuni bangunan. Ia juga mengaku melihat sendiri mayat tercabik-cabik saat mereka tiba di Rumah Sakit al-Aqsa di Deir el-Balah.
"Mayat-mayat tersebut dikumpulkan dalam karung-karung yang digunakan untuk menyimpan tepung karena kurangnya peti mati," ujarnya.
3. Genosida Israel di Gaza telah membunuh 44.708 warga Palestina
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan pada Minggu bahwa lebih dari 44.708 warga Palestina terbunuh dan 106.050 terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober tahun lalu.
Sementara itu, pengepungan Israel terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya di Gaza utara terus berlanjut. Pejabat kesehatan Palestina melaporkan bahwa pasukan Israel telah menembaki rumah sakit tersebut, merusak pompa listrik, dan oksigen, serta mengganggu operasi yang mendesak.
"Fasilitas tersebut dihantam oleh sekitar 100 peluru tank dan bom, melukai beberapa staf medis dan pasien. Situasi sangat berbahaya," kata Hussam Abu Safia, direktur rumah sakit tersebut.
"Kami memiliki pasien di unit perawatan intensif dan pasien lain yang menunggu operasi. Akses ke ruang operasi hanya mungkin dilakukan setelah pasokan listrik dan oksigen pulih. Rumah sakit ini merawat 112 orang yang terluka, termasuk 6 orang di unit perawatan intensif," tambahnya.
Untuk membenarkan tindakannya, Israel mengklaim pejuang Hamas menggunakan bangunan sipil, termasuk rumah sakit dan sekolah untuk perlindungan operasional selama perang Gaza selama 14 bulan.
Sementara itu, Hamas telah membantahnya dan menuduh Israel melakukan pengeboman dan serangan tanpa pandang bulu.