Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gawat, Ada Kebocaran Gas Metana Besar di Laut Baltik

ilustrasi kapal di tengah laut.(pexels.com/Alexander Bobrov)

Jakarta, IDN Times - Para peneliti di Swedia melaporkan mereka menemukan sejumlah gas metana yang bocor dengan jumlah besar di kedalaman yang tidak biasa di dasar laut Laut Baltik. Gas metana adalah salah satu gas yang dapat memicu pemanasan global.

Penelitian pada baru-baru ini menemukan gas metana yang menggelembung dari kedalaman 400 meter di Landsortdjupet di lepas pantai Nynashamn yang berada di tenggara Swedia di area seluas 20 kilometer persegi.

“Kita tahu bahwa gas metana dapat meluap dari dasar laut dangkal di dekat pantai Laut Baltik, namun saya belum pernah melihat gelembung sebesar ini sebelumnya – dan pastinya tidak terjadi dari daerah yang begitu dalam,” kata peneliti di proyek tersebut pada Jumat (22/9/2023), Christian Stranne, dalam pernyataan dari Universitas Stockholm.

1. Peneliti terkejut atas penemuan kebocaran terbaru

Biasanya, para peneliti melihat gelembung metana naik pada ketinggian 150-200 meter di dasar laut jika terjadi kebocoran. Namun, dalam penemuan kasus tersebut, mereka terkejut saat mengamati gelembung metana dari ketinggian 370 meter dari dasar laut, yang sangat dekat dengan permukaan.

“Ini bisa menjadi rekor dunia baru, dan ini bisa memaksa kita untuk mengevaluasi kembali peran wilayah dalam dalam hal kontribusinya terhadap metana di permukaan air,” kata Stranne, dikutip Barrons.

Gas metana terbentuk dari mikroorganisme yang hidup di lapisan sedimen dalam di dasar laut. Ketika terjadi kebocoran, gas dilepaskan dari instalasi bahan bakar fosil serta sumber lain yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti peternakan dan tempat pembuangan sampah menuju ke atmosfer.

Meskipun gas metana masih terjebak di atmosfir, dalam jangka waktu yang lebih singkat, metana bisa 80 kali lebih kuat dibandingkan karbon dioksida dalam hal pemanasan. Gas metana juga menjadi pemicu sekitar 30 persen kenaikan suhu global. Meskipun jumlah gas tersebut lebih sedikit daripada karbon dioksida.

2. Peneliti akan melakukan analisis lebih lanjut

Dilansir Al Jazeera, Stranne menjelaskan kondisi bebas oksigen di perairan Laut Baltik dapat menyebabkan gelembung metana tetap utuh, sehingga dapat naik ke permukaan dengan lebih efisen. Dia juga mengemukakan, kebocoran metana serupa bisa terjadi di bagian lain di Laut Baltik.

Saat ini, peneliti akan melakukan analisis lebih lanjut untuk memahami penyebab tingginya pelepasan metana di wilayah tersebut.

“Pengetahuan tentang faktor-faktor yang menentukan berapa banyak metana yang dihasilkan di wilayah yang lebih dalam dan ke mana perginya metana masih kurang,” kata pemimpin proyek Marcelo Ketzer, yang juga seorang profesor ilmu lingkungan di Universitas Linne.

3. Pipa-pipa di bawah Laut Baltik mengalirkan gas alam dari Rusia ke Jerman

ilustrasi pipa.(pixabay.com/Archermech)

Kejadian tahun lalu, pecahnya pipa Nord Stream di bawah Laut Baltik menyebabkan pelepasan metana terbesar yang pernah tercatat, lapor Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP).

Pipa-pipa di bawah Laut Baltik megalirkan gas alam dari Rusia menuju Jerman. Ledakan bawah air yang terjadi pada September tahun lalu menyebabkan kerusakan parah. Tuduhan sabotase atas insiden tersebut telah dilontarkan pada Amerika Serikat (AS) dan Rusia.

Akan tetapi, hasil penyelidikan belum menemukan bukti konklusif megenai siapa yang bertangung jawab. Pada Oktober 2002, Badan Energi Denmark melaporkan bahwa pipa yang pecah itu telah berhenti mengeluarkan metana.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
NUR M AGUS SALIM
EditorNUR M AGUS SALIM
Follow Us