Hari ke-2 Lockdown, Tak Ada Kenaikan Kasus COVID-19 di Perth

Canberra, IDN Times - Kekhawatiran akan meningkatnya jumlah kasus COVID-19 di Australia mereda setelah Perth melakukan lockdown sejak Minggu (31/1/2021) pukul 6 petang. Memasuki hari kedua 'penguncian wilayah', Selasa (2/2/2021) kemarin, tidak ada lagi kasus baru penularan lokal diumumkan di negara bagian Western Australia.
Mark McGowan, pemimpin negara bagian Western Australia, memberi rincian tentang pekerja hotel di Perth yang terkonfirmasi menderita virus corona Minggu kemarin. Pihaknya menyebut pria yang berprofesi sebagai penjaga tertular dari pengunjung.
"Salah satu dari tamu yang baru datang ditampung di lantai yang sama dengan tempat si penjaga keamanan bekerja. Kami juga diberitahu bahwa si penjaga yang mengantar obat ke tamu yang dikarantina," kata McGowan seperti dilansir Reuters.
1. Pemimpin negara bagian Western Australia, Mark McGowan, lakukan lockdown di Kota Perth setelah kasus penularan lokal diumumkan

Dilaporkan oleh ABC News, Perth yang berpenduduk dua juta jiwa langsung lockdown hanya beberapa jam setelah penjaga sebuah hotel karantina diketahui terinfeksi COVID-19 varian Inggris. Pemerintah dan kepolisian Western Australia telah memulai penyelidikan terpisah tentang bagaimana si penjaga tertular.
Tes langsung dilakukan kepada lebih dari 150 orang. Sebanyak 101 orang yang sempat melakukan kontak dengan yang bersangkutan dinyatakan negatif. Sementara 50 lainnya masih menunggu hasil tes usap. Bersama lockdown Perth, Western Australia menutup perbatasan dengan dua negara bagian yakni Northern Territory dan South Australia.
Roger Cook, Menteri Kesehatan Western Australia, pada hari Senin (1/2/2021) menjelaskan bahwa si penjaga hotel memberi tahu sang atasan kalau ia sakit sejak Sabtu 30 Januari 2021. Interaksinya dengan tamu asal luar negeri terjadi pada 24 Januari. Namun tak jelas apakah ia mengenakan APD saat mengantar obat.
2. Keputusan lockdown Perth dan Western Australua rupanya dikritik oleh pemerintah pusat

Kendati demikian, kritik juga datang dari dalam negeri. Wakil Perdana Menteri Australia, Michael McCormack, menyebut pemerintah Western Australia membahayakan bisnis dan mungkin membuat sebagian penduduk tak bisa pulang.
"Penutupan perbatasan ini, maksud saya, menjadi sangat menggelikan. Apalagi ketika anda punya bisnis kecil yang tidak bisa beroperasi, ketika keputusan ini membuat orang tidak dapat kembali ke rumah. Ini harus diakhiri," ujar McCormack kepada 9News.
Menteri Keuangan Australia, Simon Birmingham, juga mengatakan bahwa pihaknya sedang menunggu jawaban dari pemerintah Western Australia.
"Kami berharap semua negara bagian dan teritori akan berbagi informasi secara tepat waktu dan transparan. Itu penting agar semua dapat membuat keputusan yang tepat tentang bagaimana mengatasi COVID-19," ucap Birmingham.
3. Hingga kini, total kasus COVID-19 di Australia "baru" hendak menginjak angka 30 ribu

Beberapa otoritas negara bagian juga sudah mengambil langkah lebih jauh. Dilaporkan oleh So Perth, pemerintah Queensland meminta warganya untuk melakukan isolasi secara sukarela selama 14 hari jika berpergian ke Western Australia.
Meski sedang lockdown, Queensland akan bergabung dengan empat negara bagian lain yang membolehkan warganya mengunjungi Western Australia tanpa harus jalani karantina. Namun, semua pelancong tetap diwajibkan membawa 'surat jalan' bernama G2G Pass.
Berkat pembatasan dan tindakan tegas, Australia berhasil menekan laju penambahan kasus virus corona secara drastis. Dalam data Center for Systems Science and Engineering (CSSE) Johns Hopkins University per Selasa 2 Februari 2021, tercatat ada 28.824 kasus COVID-19 di Land Down Under. Sedangkan angka korban meninggal yakni 909 jiwa.