Jakarta, IDN Times - Hasil autopsi jenazah Yahya Sinwar menunjukkan bahwa pemimpin Hamas itu belum makan selama tiga hari sebelum ia terbunuh pada 16 Oktober.
Chen Kugel, direktur lembaga forensik nasional Israel, mengungkapkan bahwa salah satu jari Sinwar dipotong untuk mendapatkan sampel DNA demi memverifikasi identitasnya. Pasalnya, pentolan Hamas itu pernah dipenjara dan memiliki catatan medis.
Kugel mengatakan bahwa Sinwar sempat bertahan hidup selama beberapa jam sebelum akhirnya meninggal akibat luka tembak yang menyebabkan kerusakan otak parah. Menurut laporan media Israel, jenazahnya dipindahkan ke lokasi yang dirahasiakan usai autopsi.