Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PBB: Lebih dari 50 Anak Terbunuh di Kamp Jabalia Gaza 2 Hari Terakhir

ilustrasi anak-anak (pixabay.com/WikiImages)
Intinya sih...
  • Lebih dari 16.700 anak tewas di Gaza sejak awal konflik, termasuk 50 anak dalam serangan udara Israel di kamp pengungsi Jabalia.
  • UNICEF menyatakan serangan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil dan anggota staf mereka, serta WHO melaporkan pasukan Israel menyerang pusat vaksinasi polio dan melukai empat anak.
  • Militer Israel telah membunuh lebih dari 1.000 orang di Gaza utara, menghambat bantuan makanan dan medis, serta merusak fasilitas kesehatan. Komunitas internasional diminta membuka jalur kemanusiaan untuk membantu korban luka.

Jakarta, IDN Times - Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) melaporkan bahwa lebih dari 50 anak telah terbunuh di kamp pengungsi Jabalia, Gaza Utara, dalam 48 jam terakhir.

Badan PBB tersebut mengungkapkan bahwa anak-anak tersebut tewas dalam serangan udara Israel yang menghancurkan dua bangunan tempat tinggal yang menampung ratusan orang.

“Dibandingkan dengan tingkat kematian anak-anak yang mengerikan di Gaza Utara akibat serangan-serangan lain, peristiwa-peristiwa terbaru ini menjadi babak kelam dalam salah satu periode paling kelam dari perang yang mengerikan ini,” kata Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell, dalam pernyataannya pada Sabtu (2/11/2024).

Menurut pejabat Palestina, lebih dari 16.700 anak telah tewas akibat serangan Israel di Gaza sejak Oktober tahun lalu. Jumlah ini mencakup lebih dari sepertiga dari total kematian yang dikonfirmasi oleh otoritas kesehatan, yaitu sebanyak 43.341 orang.

1. Anak-anak di Gaza utara berisiko alami kematian akibat penyakit, kelaparan, dan pengeboman

Seorang anggota staf UNICEF yang terlibat dalam program vaksinasi polio di Gaza utara juga dilaporkan diserang oleh quadcopter saat berkendara melewati Jabalia, tempat Israel melancarkan operasi militer besar-besaran selama sebulan terakhir.

“Serangan di Jabalia, klinik vaksinasi dan anggota staf UNICEF merupakan contoh lebih lanjut dari konsekuensi serius dari serangan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil di Jalur Gaza. Seluruh penduduk Palestina di Gaza utara, terutama anak-anak, berada dalam risiko kematian akibat penyakit, kelaparan, dan pengeboman yang sedang berlangsung,” bunyi pernyataan itu.

Pada Minggu (3/11/2024), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa pasukan Israel menjatuhkan granat kejut di pusat vaksinasi polio di Kota Gaza dan menyebabkan sedikitnya empat anak terluka.

Sedikitnya 13 warga Palestina juga terbunuh akibat serangan udara Israel yang menargetkan dua daerah padat penduduk di wilayah utara. Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, bahkan menyebutkan bahwa momen paling kelam dari konflik Israel-Hamas kini sedang berlangsung di Gaza utara.

2. Anak-anak berada dalam ketakutan terus-menerus

Badan amal Save the Children mengatakan bahwa tingginya angka kematian pada anak-anak di Gaza utara menunjukkan betapa parahnya konflik yang sedang berlangsung.

“Anak-anak terus menyaksikan pengeboman dan berada dalam ketakutan yang terus-menerus,” kata Rachel Cummings, Direktur Kemanusiaan Save the Children International dan pimpinan tim di Gaza, kepada Al Jazeera pada Minggu.

Militer Israel telah membunuh lebih dari 1.000 orang di Gaza utara sejak dimulainya operasi militer terbaru di wilayah tersebut. Mereka juga telah menghalangi masuknya bantuan makanan dan medis serta merusak fasilitas kesehatan.

“Masyarakat terus-menerus dibombardir dengan serangan udara, dan tentu saja, kami tahu bahwa makanan dan air tidak mencukupi. Konvoi makanan dan air ditolak ke wilayah utara. Ini benar-benar bencana besar. Kami kini menyaksikan kiamat terjadi di utara Gaza," tambah Cummings.

3. Hampir tidak ada bantuan yang masuk ke Gaza utara

Hussam Abu Safia, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, yang merupakan satu-satunya fasilitas kesehatan yang masih berfungsi di Gaza utara, mengatakan bahwa rumah sakit tersebut telah dibanjiri oleh korban luka.

Ia mendesak komunitas internasional dan organisasi kesehatan untuk mendorong dibukanya jalur kemanusiaan guna mengirimkan bahan bakar, pasokan medis dan staf medis khusus untuk membantu menangani pasien.

Data dari badan kemanusiaan PBB (OCHA) menunjukkan bahwa antara 1- 27 Oktober, hanya 971 truk kemanusiaan yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza melalui penyeberangan utama Karem Abu Salem di selatan. Ini berarti, rata-rata truk yang masuk setiap harinya hanya 36, jauh di bawah rata-rata 500 truk per hari sebelum perang. Sementara itu, hampir tidak ada bantuan yang berhasil sampai ke warga Gaza utara.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us