Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil (IDN Times/Sonya Michaella)
Bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil (IDN Times/Sonya Michaella)

Jakarta, IDN Times - Bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil (RK) mengungkapkan salah satu idenya guna mengurangi emisi karbon dunia. Salah satunya adalah dengan pengurangan mobilisasi.

"Nah, dalam kebijakan kota, kita berharap suatu hari adik-adik itu memilih gaya hidup yang net zero lifestyle, istilah saya," kata RK, dalam Indonesia Net Zero Summit, di Jakarta, Sabtu (24/8/2024).

"Apa contohnya? Kalau orang tinggalnya di Kelapa Gading, kerjalah di Kelapa Gading, nongkrongnya juga di Kelapa Gading. Kalau tinggalnya di PIK, kerja aja di PIK dan nongkrongnya di PIK. Jangan tinggal di sini, kerja di sana," lanjut dia.

1. Konsep CBD ketinggalan zaman

Bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil (IDN Times/Sonya Michaella)

Sementara, RK menyebut bahwa konsep CBD saat ini sudah ketinggalan zaman atau old school.

"Kita kerja di situ, nongkrong di situ, buang duit di situ, happy di situ. Kepepet baru kita pergi lintas kecamatan. Kepepet baru kita pergi lintas kota. Itulah masa depan menurut saya yang harus jadi kebijakan. Nah, inilah kebijakan yang ingin saya promosikan," beber dia.

2. Upaya bangun mixed use lifestyle

Bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil (IDN Times/Sonya Michaella)

Kemudian, RK juga coba memaparkan upaya membangun mixed use lifestyle di mana kerja, tinggal dan nongkrong ada di satu wilayah.

"Bukan single use lifestyle. Kalau single use lifestyle seperti sekarang, tinggalnya di Depok, kerjanya di Sudirman. Tapi suatu hari negara ini harus punya konsep mixed use lifestyle. Tinggal di situ, kerja di situ, nongkrong di situ, atau live hook and play di satu lokasi," tuturnya.

3. Banyak membeli produk UMKM

UMKM di Mandiri Bazaar 2024. (dok. Bank Mandiri)

Selain itu, RK juga mendorong agar warga Indonesia bisa terus membeli produk UMKM ketimbang membeli produk asing atau impor. Menurutnya, hal tersebut salah satu upaya untuk mengurangi emisi karbon.

"Jangan beli-beli import terlalu banyak, karena sekaliannya import, karbonnya kan besar sekali, mengimport pakai pesawat, naik tapal dan lain sebagainya. Jadi, membeli produk UMKM itu bagian dari climate action. Karena kalau ada punya baju tanpa merek ya, buatan lokal, dengan harus beri merekan yang mahal, yang di mal-mal mahal, mendingan beli yang merek lokal," ujar dia mengungkapkan.

Editorial Team