AS Pulangkan 2 Tahanan Guantanamo yang Dituduh Bantu Al Qaeda

Ditahan di Teluk Guantanamo selama dua dekade

Jakarta, IDN Times - Abdul dan Mohammed Rabbani, dua bersaudara dari Pakistan yang ditahan Amerika Serikat (AS), telah dibebaskan dan dipulangkan pada Jumat (24/2/2023). Mereka berdua ditangkap di Pakistan pada 2002, keduanya dituduh memiliki hubungan dengan Al-Qaeda.

Mereka telah ditahan selama dua dekade di penjara Teluk Guantanamo di Kuba. Pembebasan keduanya adalah langkah terbaru AS untuk mengosongkan dan menutup Teluk Guantanamo.

1. Sudah kembali ke Pakistan 

AS Pulangkan 2 Tahanan Guantanamo yang Dituduh Bantu Al QaedaBendera Pakistan. (Unsplash.com/Hamid Roshaan)

Pembebasan Abdul dan Mohammed disambut oleh Kementerian Luar Negeri Pakistan.

“Kami senang bahwa warga negara Pakistan ini akhirnya bersatu kembali dengan keluarga mereka,” kata kementerian itu, menambahkan bahwa pihaknya telah mengkoordinasikan proses antar-lembaga yang ekstensif untuk memfasilitasi pemulangan, dilansir Associated Press.

Mushtaq Ahmed Khan, ketua komite hak asasi manusia di majelis tinggi Parlemen Pakistan, mengatakan bahwa mereka telah mendarat di bandara Islamabad.

“Tidak ada persidangan, tidak ada proses pengadilan, tidak ada tuduhan terhadap mereka. Selamat atas pembebasan mereka. Terima kasih Senat Pakistan,” tulis Khan.

Baca Juga: Pakistan Blokir Wikipedia karena Menampilkan Konten Hujatan

2. Dituduh membantu anggota Al-Qaeda 

AS Pulangkan 2 Tahanan Guantanamo yang Dituduh Bantu Al QaedaIlustrasi teroris (IDN Times/Mardya Shakti)

Abdul dan Mohammed dituduh AS membantu anggota Al-Qaeda. Abdul dituduh menjadi fasilitator Al-Qaeda, sementara Mohammed adalah fasilitator keuangan dan perjalanan bagi para pemimpin Al-Qaeda.

Mereka mengklaim telah disiksa saat berada dalam tahanan CIA sebelum dipindahkan ke Guantanamo. Ahmed dilaporkan sering melakukan mogok makan dan petugas penjara memberinya makan melalui selang. Ia pun mengonsumsi suplemen nutrisi sampai pembebasannya.

Catatan militer AS menggambarkan keduanya memberikan sedikit nilai intelijen, dan bahwa mereka tidak menarik kembali pernyataan yang dibuat selama interogasi dengan alasan diperoleh melalui pelecehan fisik.

Amina Masood Janjua, yang mengepalai kelompok Pembela Hak Asasi Manusia Pakistan, mengatakan bahwa Abdul dan Mohammed berasal dari keluarga miskin.

“Anggota keluarga mereka sangat menderita setelah ditangkap dan dipindahkan ke Guantanamo,” kata Janjua.

3. AS berusaha mengosongkan Guantanamo

AS Pulangkan 2 Tahanan Guantanamo yang Dituduh Bantu Al QaedaBendera Amerika Serikat. (Unsplash.com/Cristina Glebova)

Melansir Reuters, AS sedang berupaya untuk menutup fasilitas penahanan Teluk Guantanamo. Penjara itu didirikan pada era kepemimpinan George W. Bush pada 2002. Digunakan untuk menahan tersangka terorisme asing setelah serangan pesawat pada 9 September 2001 yang menewaskan sekitar 3 ribu orang.

Penjara itu telah menjadi lambang AS dalam melawan teroris dan dikenal atas metode interogasi yang keras. Pada 23 Februari, Pentagon mengatakan bahwa saat ini tersisa 32 tahanan di Guantanamo, 18 di antaranya memenuhi syarat untuk dipindahkan.

"AS menghargai kesediaan pemerintah Pakistan dan mitra lainnya untuk mendukung upaya AS yang berfokus pada pengurangan populasi tahanan secara bertanggung jawab dan pada akhirnya menutup fasilitas Teluk Guantanamo," kata Pentagon.

Pada awal kepemimpinan Joe Biden pada 2001 ada 40 tahanan di Guantanamo. Bidan ingin menutup fasilitas tersebut. Pemerintah federal dilarang oleh undang-undang untuk memindahkan tahanan Guantanamo ke penjara di daratan AS.

Baca Juga: AS Bebaskan Tahanan Tertua di Penjara Teluk Guantanamo

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya