Bentrokan Polisi dan Geng di Caracas Tewaskan 26 Orang

Korban juga berasal dari warga sipil

Caracas, IDN Times - Menteri Dalam Negeri Venezuela, Carmen Melendez, Sabtu (10/7/2021) menyampaikan bahwa bentrokan antara polisi dan geng di wilayah Cota 95 selama beberapa hari di Caracas telah menyebabkan 26 orang tewas. Selain itu mereka yang terluka dalam bentrokan ini sebanyak 38 orang.

1. Beberapa warga sipil tewas

Bentrokan Polisi dan Geng di Caracas Tewaskan 26 OrangIlustrasi Garis Polisi (IDN Times/Mardya Shakti)

Dilansir Reuters, baku tembak yang berlangsung selama beberap hari antara petugas berwenang dengan kelompok kriminal tersebut telah membuat beberapa penduduk ibu kota melarikan diri dari rumah mereka, yang menyebabkan lalu lintas di beberapa lingkungan terganggu.

Melendez menyampaikan alam bentrokan itu ada 22 anggota geng tewas dan empat petugas tewas. Dari 38 orang yang terluka, 10 di antaranya adalah petugas berwenang, dia mengatakan sekitar 28 "warga sipil", referensi untuk penduduk yang tidak dicurigai sebagai anggota geng, terluka dan beberapa warga sipil tewas, tapi dia tidak merinci berapa banyak dan tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Kelompok hak asasi manusia telah mengatakan bahwa bentrokan itu telah menyebabkan empat warga sipil yang tewas akibat peluru nyasar selama bentrokan. Aktivis dan oposisi politik selama bertahun-tahun menuduh pemerintah Presiden Nicolas Maduro mengabaikan dan menutupi korban sipil dalam serangan untuk memberantas kelompok kriminal.

Aktivis dan pihak opisisi juga mengkritik pakta yang ditandatangani pemerintah sosialis dengan beberapa geng, yang merupakan kesepakatan untuk membuat daerah terlarang bagi polisi di lingkungan tertentu dalam upaya untuk menurunkan kekerasan, dengan alasan perlu adanya zona damai yang memungkinkan geng untuk mengkonsolidasikan kekuasaan dan sumber daya.

Wakil Presiden Delcy Rodriguez, yang ikut berbicara bersama Melendez menuduh geng yang mengendalikan Cota 905 terkait dengan beberapa politisi oposisi, tapi dia tidak memberikan bukti. Dia memberitahu bahwa tiga tersangka dalam baku tembak itu merupakan anggota kelompok paramiliter Kolombia dan telah ditahan.

2. Diperkirakan petugas masih harus hadapi beberapa penembak jitu

Bentrokan Polisi dan Geng di Caracas Tewaskan 26 OrangIlustrasi Penembak (IDN Times/Mardya Shakti)

Baca Juga: Polisi Venezuela Terlibat Bentrokan dengan Geng Kriminal di Caracas

Dilansir BBC, dalam bentrokan tersebut dikerahkan sekitar 800 personel keamanan ke daerah yang terkena dampak, di mana mereka melakukan pencarian dari rumah ke rumah untuk menemukan pemimpin geng, yang berusaha memperluas wilayah mereka.

Dalam penyerangan ke Cota 95 petugas telah menyita senjata, termasuk 24 ribu butir amunisi. Gambar yang beredar di media sosial menunjukkan coran peluru berserakan di tanah di lingkungan Cota 905. Seorang petugas mengatakan bahwa saat ini pihak berwenang telah memegang kendali, tetapi mengatakan bahwa mungkin masih ada beberapa penembak jitu yang harus dihadapi.

Melendez telah menyampaikan bahwa polisi telah bergerak maju dalam menghadapi kelompok kriminal yang memberikan teror bagi warga di sekitar Cota 95. Dia memberitahu bahwa petugas telah membebaskan warga yang diculik oleh geng, dan akan tetap dikerahkan "selama diperlukan".

3. Presiden menuduh bahwa geng dibiayai pihak dari luar negeri

Bentrokan Polisi dan Geng di Caracas Tewaskan 26 OrangPresiden Venezuela, Nicolas Maduro. (Twitter.com/Nicolás Maduro)

Dilansir DW, Presiden Venezuela Nicholas Maduro telah mengklaim bahwa geng-geng tersebut dibiayai oleh pihak asing, dan meyakini bahwa itu dilakukan untuk menyebabkan kekacauan di Venezuela. Maduro melalui Twitter pada 10 Juli menyampaikan bahwa akan bertindak tegas dalam melawan kelompok kriminal.

Untuk menangkap pemimpin geng yang berkuasa di wilayah Cota 95 pemerintah Venezuela telah menawarkan hadiah 500 ribu dolar AS (Rp7,2 miliar) untuk mereka yang bisa memberikan informasi mengenai lokasi pemimpin geng. Salah satu pemimpin paling terkenal dari geng Cota 905 bernama Carlos Luis Revete, atau "El Coqui."

Venezuela yang kaya akan cadangan minyak telah menglami gejolak ekonomi sejak 2013 dan menyaksikan hiperinflasi. Negara ini juga mengalami krisis kepemimpinan yang berkelanjutan antara Maduro dan Presiden Majelis Nasional Juan Guaido sejak Januari 2019.

Negara di Amerika Selatan ini merupakan salah satu negara paling berbahaya di planet ini, yang menandai 12 ribu kematian akibat kekerasan pada tahun 2020, menurut Observatorium Kekerasan Venezuela.

Merespon bentrokan yang terjadi  166 LSM Venezuela pada hari Jumat menyerukan pengurangan kekerasan dan mengkritik taktik keras pemerintah terhadap kelompok-kelompok bersenjata. Pernyataan itu diterbitkan oleh kelompok hak asasi Venezuela PROVEA. Kelompok hak asasi telah menyampaikan kebijakan pemerintah terhadap para penjahat hanya menyebabkan kematian dan mengakibatkan geng menjadi lebih kuat.

Baca Juga: Polisi Venezuela Terlibat Bentrokan dengan Geng Kriminal di Caracas

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya