Eks Pemimpin Kudeta Guinea Dibawa Lari Pembobol Penjara
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sebuah penjara di ibu kota Guinea, Conakry, dibobol oleh orang-orang bersenjata yang kemudian membawa Moussa Dadis Camara, mantan pemimpin kudeta, dan tiga orang lainnya ke luar dari penjara pada Sabtu (4/11/2023).
Tidak jelas apakah mereka diculik atau dibebaskan oleh pendukungnya, tapi pengcara Camara mengambarkan kejadian itu sebagai penculikan. Saat ini Camara dan dua narapidana lainnya telah ditemukan.
Camara berada dalam sel tahanan karena dituduh terlibat dalam kasus pembantaian selama protes pada tahun 2009. Dia diadili pada September 2022 setelah kembali dari Burkina Faso, tempatnya melarikan diri.
Baca Juga: Guinea Khatulistiwa Laporkan Wabah Virus Marburg Pertama di Negaranya!
1. Pihak berwenang mencari mereka yang pergi dari penjara
Menteri Kehakiman Guinea, Charles Alphonse Wright, mengumumkan pelarian tersebut melalui radio lokal.
"Kami akan temukan mereka. Dan mereka yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban," ujarnya, dikutip dari BBC.
Insiden itu membuat pihak berwenang melakukan pencarian nasional dan menutup perbatasan negara. Pencarian mereka telah meluas di ibu kota, dengan tentara berpatroli di jalan-jalan dengan kendaraan lapis baja, sementara petugas bersenjata berhenti dan menggeledah mobil yang lewat.
Warga di distrik administratif Kaloum, tempat Camara ditahan, mengatakan mendengar suara tembakan pada dini hari.
“Ada rasa takut, stres dan kecemasan ketakutan di hati kami. Semua orang takut dan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi,” kata Mamadou Aliou Tham.
Baca Juga: Makin Menyebar, Guinea Khatulistiwa Laporkan 8 Kasus Virus Marburg
2. Penyelidikan pembobolan penjara dibuka
Dilansir Reuters, pengacara Camara, Pepe Antoine Lamah, mengatakan Camara saat ini telah kembali berada dalam penjara. Lamah menuduh pemerintah gagal melindungi narapidana.
“Camara memang diculik pagi ini oleh orang-orang bersenjata berat yang memaksanya masuk ke dalam kendaraan. Tidak dapat diterima dan bahkan tidak pantas untuk mengklasifikasikan penculikan sebagai pelarian," katanya.
Jaksa penuntut umum sebelumnya mengatakan pihaknya telah membuka penyelidikan terhadap Camara dan pihak lain yang terlibat dalam apa yang disebutnya sebagai pembobolan penjara.
3. Terlibat dalam pembunuhan 157 orang
Di antara orang lain yang dilaporkan ikut dibawa dari penjara adalah Claude Pivi, mantan kolonel dan menteri pemerintah, yang juga dituduh terlibat dalam pembunuhan di stadion Conakry pada 28 September 2009, yang menewaskan 157 orang ketika tentara menyerang orang-orang yang memprotes kekuasaan militer. Puluhan wanita juga diperkosa dalam peristiwa tersebut.
Atas pembantaian tersebut Camara, Pivi, dan sembilan mantan pejabat lainnya yang didakwa semuanya membantah tuduhan terhadap mereka. Camara didakwa memiliki tanggung jawab komando atas tentara yang melakukan dugaan kejahatan tersebut.
Camara merebut kekuasaan pada 2008 ketika Presiden Lansana Conte meninggal. Dia memimpin selama hampir setahun, tapi dia digulingkan dan meninggalkan negara itu tidak lama setelah upaya pembunuhan pada bulan Desember 2009.
Guinea saat ini berada dalam kekuasaan pemerintahan militer setelah Kolonel Mamady Doumbouy melakukan kudeta pada tahun 2021 terhadap mantan Presiden Alpha Conde. Doumbouya kemudian dilantik sebagai presiden.
Baca Juga: Presiden Guinea Khatulistiwa Diyakini Akan Kembali Menang Pemilu
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.