Ghana Umumkan Berakhirnya Wabah Virus Marburg

Penanganan Ghana terhadap wabah dipuji WHO

Jakarta, IDN Times - Ghana dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya mengumumkan berakhirnya wabah virus Marburg yang telah merebak selama dua bulan terakhir di wilayan tersebut.

Sejak kasus virus Marburg terdeteksi di Ghana sudah ada ada tiga orang yang dikonfirmasi terinfeksi, dua di antaranya mengalami kondisi fatal dan meninggal.

1. Wabah berakhir setelah 42 hari tanpa kasus baru

Patrick Kuma-Aboagye, Kepala Layanan Kesehatan Ghana, mengumumkan berakhirnya wabah tersebut dalam konferesnsi pers di ibu kota Ghana, Accra, Jumat (16/9/2022) waktu setempat. 

"Dengan ini saya nyatakan, alasan wabah yang tepat untuk penyakit Marburg telah diterapkan selama 42 hari, menyusul hasil tes PCR negatif terakhir untuk satu-satunya pasien yang masih hidup dengan rekomendasi dari WHO. Ghana oleh karena itu, berhasil menghentikan wabah penyakit virus Marburg yang pertama dan dengan ini menyatakan bahwa wabah itu telah berakhir," katanya seperti dikutip dari VOA News.

Sejak virus itu diumumkan menyebar di Ghana, negara itu telah melakukan tes terhadap 198 orang yang dicurigai memiliki virus dan semua hasil tes menunujukkan negatif.

Baca Juga: Ghana Laporkan 2 Kematian Akibat Virus Marburg, Apa Lagi Ini?

2. WHO memuji Ghana dalam penanganan virus Marburg

Ghana Umumkan Berakhirnya Wabah Virus MarburgPetugas medis di Ghana yang sedang menangani virus Marburg. (Twitter.com/Francis Kasolo)

Melansir Africa News, Direktur WHO untuk Afrika, Matshidiso Moeti, juga telah mengonfirmasi bahwa Ghana telah mengumumkan berakhirnya wabah dan memuji negara itu dalam menangani wabah tersebut, yang disampaikan dalam suatu pernyataan WHO.

"Kementerian Kesehatan Ghana telah mengumumkan akhir epidemi setelah tidak ada kasus yang tercatat selama 42 hari. Meskipun negara itu tidak memiliki pengalaman dengan virus, tanggapan Ghana cepat dan kuat."

Pada September tahun lalu virus Marburg juga ditemukan di negara Afrika Barat lainnya, yaitu di Guinea. Sama dengan di Ghana, penyebaran juga dinyatakan berakhir oleh WHO setelah 42 hari tidak ada kasus baru yang ditemukan.

Virus Marburg sebelumnya telah dilaporkan di tempat lain di Afrika, termasuk di Angola, Kenya, Uganda, Afrika Selatan, dan Republik Demokratik Kongo.

3. Belum ada vaksin dan perawatan yang disetujui untuk virus Marburg

Virus Marburg ditularkan ke manusia oleh kelelawar buah dan menyebar pada manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi. Penyebaran virus ini sangat cepat dan berasal dari keluarga yang sama dengan virus Ebola.

Gejala yang timbul akibat terinfeksi virus tersebut, termasuk diare, demam, mual, dan muntah. Menurut WHO, tingkat kematian kasus akibat virus Marburg bervariasi dari 24 persen hingga 88 persen, tergantung pada jenis virus dan manajemen kasus.

Moeti telah menyampaikan virus Marburg menakutkan karena sangat menular dan mematikan. Dia memberitahu belum ada vaksin atau pengobatan yang disetujui terhadap virus itu.

Meski belum ada vaksin atau perawatan untuk Marburg, tapi WHO telah menyarankan perawatan suportif, rehidrasi dengan cairan oral atau intravena dan pengobatan gejala spesifik, yang membantu meningkatkan tingkat kelangsungan hidup.

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya