Inggris Batalkan Rencana Paspor Vaksin COVID-19

Inggris berencana hapus tes PCR perjalanan

Jakarta, IDN Times - Paspor vaksin COVID-19 yang direncanakan wajib di Inggris untuk mengakses acara yang ramai dan klub malam telah dibatalkan oleh pemerintah pada hari Minggu (12/9/2021). Pembatalan itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan Inggris, Sajid Javid.

Penerapan izin kesehatan sebelumnya direncanakan wajib di bulan ini yang disampaikan Perdana Menteri Boris Johnson pada bulan Juli, dan Nadhim Zahawi, menteri vaksin pada beberapa hari yang lalu mengatakan paspor vaksin merupakan hal yang harus diterapkan, dikutip dari The Independent.

1. Paspor vaksin akan dijadikan rencana cadangan

Inggris Batalkan Rencana Paspor Vaksin COVID-19Ilustrasi layar ponsel yang menampilkan sertifikat vaksin. (Pexels.com/Olya Kobruseva)

Javid dalam wawancara dengan BBC, pada hari Minggu mengenai paspor vaksin menyampaikan dia sama sekali tidak menyukai gagasan itu yang harus menunjukkan keterangan medis untuk aktivitas sehari-hari. Batalnya kebijakan itu membuat Javid senang, tapi dia memberitahu rencana itu untuk sementara ini masih akan disimpan sebagai rencana cadangan.

Dalam penjelasan lebih lanjut menteri itu membantah pembatalan dilakukan karena pemerintah mendapat kritikan dari pendukungya. Dia menyampaikan izin kesehatan tidak diperlukan karena sudah memiliki tingkat vaksinasi yang tinggi, pengujian, dan penerapan pengawasan dan perawatan baru.

Pada wawancara itu, Javid juga mengatakan berencana menghapus tes PCR perjalanan, tidak lagi mengantisipasi pembatasan aktivitas, dan memberitahu pemerintah sedang menanti keputusan mengenai vaksinasi untuk anak-anak 12-15 tahun, Javid telah meminta sekolah dan pihak lannya untuk mempersiapkan hal yang diperlukan jika vaksinasi disarankan.

Skotlandia pada pekan lalu telah menyetujui paspor vaksin untuk orang di atas 18 tahun, yang mulai berlaku pada Oktober. Wales diperkirakan akan memutuskan paspor vaksin pada minggu depan. Irlandia Utara saat ini tidak ada rencana menerapkan keterangan kesehatan untuk aktivitas.

Inggris Raya pada hari Minggu mengonfirmasi 29.173 kasus baru virus corona dan melaporkan ada 56 kematian baru, dari orang yang positif dalam 28 hari sebelumnya. Johnson pada Selasa pekan ini akan menjelaskan langkah-langkah yang akan diambil pemerintah dalam menangani COVID-19 pada musim gugur dan dingin.

2. Rencana paspor vaksin mendapat kritikan

Baca Juga: Parlemen Skotlandia Setujui Paspor Vaksin COVID-19

Melansir dari The Guardian, anggota parlemen Konservatif telah secara terbuka menyampaikan keberatan terhadap sertifikat vaksin. Beberapa Konservatif menganggap rencana itu tidak akan diterapkan hanya diumumkan untuk meningkatkan vaksinasi kaum muda.

Mark Harper, ketua pemulihan COVID-19 dari anggota parlemen Konservatif meminta kebijakan itu untuk tidak disimpan sebagai cadangan, haru dihapus dari opsi yang ada, karena diskriminatif dan merusak. Anggota parlemen Konservatif lainnya juga meminta hal serupa.

Stephen Reicher, yang memberi nasihat kepada pemerintah tentang ilmu perilaku, berharap rencana ini batal karena ada penjelasan ilmiah bukan karena politik. Reicher menyampaikan jika tidak memakai paspor vaksin pemerintah harus punya cara lain melindungi, tapi dia khawatir pemerintah sebenarnya tidaka memiliki cara untuk melindungi.

Menurut Angela Rayner, wakil pimpinan Partai Buruh pendekatan pemerintah sejak awal terhadap izin kesehatan sama sekali tidak jelas, tidak menerangkan tujuan dan cara kerjanya.

Juru bicara Partai Demokrat Liberal Alistair Carmichael, mengatakan batalnya langkah itu merupakan kebebasan. Dia menuduh pemerintah telah membingungkan bisnis selama berbulan-bulan dengan mengumumkan paspor vaksin. Alistar meminta pemerintah menghapus undang-Undang mengenai virus corona yang sama sekali tidak diperlukan, dikutip dari The Independent.

3. Beberapa acara yang ramai telah meminta bukti vaksinasi untuk masuk

Inggris Batalkan Rencana Paspor Vaksin COVID-19Ilustrasi layar ponsel yang menampilkan sertifikat vaksin. (Pexels.com/Olya Kobruseva)

Batalnya keputusan ini disambut dengan baik oleh industri yang beberapa mengaggap rencanana itu jika diterapkan akan menimbulkan tindakan diskriminasi. Namun, meski batal diterapkan beberapa tempat yang ramai dikunjungi seperti olahraga dan tempat pertunjukan musik telah meminta orang-orang untuk membuktikan status vaksinasi mereka untuk diizinkan masuk.

Melansir dari BBC, berdasarkan survei dari Kantor Statistik Nasional, yang mencakup dari 25 Agustus hingga 5 September ada sekitar 1 dari 10 orang dewasa di seluruh Inggris Raya melaporkan mereka diminta bukti vaksinasi atau tes negatif baru-baru ini agar bisa diizinkan hadir di sebuah acara atau tempat.

Premier League pada awal musim 2021/2022 mengumumkan kepada penggemar jika ingin menonton di stadion perlu menghadapi pemeriksaan mendadak status medis mereka terkait COVID-19 selama beberapa pertandingan awal. Brighton, Chelsea, dan Tottenham telah memperkenalkan pemeriksaan wajib tersebut di stadion mereka.

Pada hari Sabtu, Manchester United memperkenalkan pemeriksaan status kesehatan COVI-19 di stadion. Klub itu berharap bukti vaksinasi penuh menjadi wajib di kompetisi mulai 1 Oktober.

Baca Juga: Anggota Parlemen Inggris Tolak Ide Paspor Vaksin COVID-19

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya