Kenya akan Berlakukan Sertifikat Vaksin 

Sekitar 6,4 juta orang Kenya telah menerima vaksin 

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Kenya pada hari Senin (22/11/2021) dilaporkan akan mulai memberlakukan sertifikat vaksinasi pada 21 Desember sebagai syarat mengakses beberapa tempat umum dan layanan publik. Pengumuman mandat vaksin ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan Mutahi Kagwe. Penggunaan sertikat vaksin ini menimbulkan kritikan karena tingkat vaksinasi di Kenya masih rendah.

1. Penggunaan sertifikat vaksin

Kenya akan Berlakukan Sertifikat Vaksin Ilustrasi layar ponsel yang menampilkan sertifikat vaksin. (Pexels.com/Olya Kobruseva)

Melansir dari The East African, Menteri Kesehatan Kagwe mengatakan sertifikat vaksinasi akan digunakan sebagai bukti untuk masuk ke hotel, bar, restoran, taman nasional, cagar alam, tranportasi umum, dan layanan publik lainnya. Bukti vaksinasi di tranportasi umum akan dikordinasikan dengan Kementerian Perhubungan dan pemangku kepentingan lainnya.

Kagwe mengatakan langkah-langkah ini untuk meningkatkan tingkat vaksinasi saat musim perayaan di bulan Desember, dia mengatakan selama perayaan banyak tindakan untuk mengurangi penyebaran virus seperti jarak sosial diabaikan karena orang-orang sedang gembira. 

Kenya saat ini tidak berencana untuk menerapkan kembali pembatasan yang lebih ketat. Pengumuman ini datang hanya sebulan setelah pemerintah menghapus jam malam yang berlaku sejak Maret 2020.

Sejak virus corona menyebar di Kenya total negara itu telah mencatatkan 254.057 kasus infeksi, kebanyakan dari mereka adalah orang-orang berusia antara 30 hingga 39 tahun. Selama pandemik ada lebih dari 5 ribu orang di Kenya yang meninggal akibat COVID-19.

2. Tingkat vaksinasi

Kenya akan Berlakukan Sertifikat Vaksin Ilustrasi vaksinasi. (Unsplash.com/CDC)

Melansir dari BBC, saat ini tingkat vaksinasi di Kenya masih rendah, dengan kurang dari 10 persen populasi atau sekitar 6,4 juta orang yang telah menerima vaksinasi.  Total populasi Kenya adalah sekitar 50 juta, setidaknya 40 persen di antaranya adalah anak-anak.

Untuk meningkatkan tingkat vaksinasi Kenya akan melakukan vaksinasi massal selama 10 hari, dimulai pada 26 November. Program ini diharapkan dapat memberikan perlindungan COVID-19 kepada 10 juta orang pada akhir Desember.

Mulai hari Selasa, Kenya akan mulai program vaksinasi untuk orang berusia di atas 15 tahun dengan menggunakan vaksin buatan Pfizer.
Selama beberapa bulan terakhir, pusat vaksinasi telah didirikan di halte bus dan pusat perbelanjaan untuk meningkatkan tingkat vaksinasi.

Ada kekhawatiran negara Afrika akan kekurangan vaksin, pemerintah Kenya yakin pasokan vaksin mereka cukup. WHO mengatakan benua Afrika tertinggal dalam tingkat vaksinasi COVID-19 karena ketidaksetaraan global dalam pasokan vaksin, bukan karena faktor orang Afrika menolak vaksin.

Baca Juga: Agnes Tirop, Atlet Maraton Kenya Tewas Ditikam

3. Mandat vaksin dianggap menyulitkan warga

Kenya akan Berlakukan Sertifikat Vaksin Ilustrasi petugas medis menyuntikan vaksin. (Unsplash.com/CDC)

Melansir dari Reuters, mandat vaksinasi pemerintah Kenya sebagai syarat mengakses layanan publik dan tempat umum lainnya disambut dengan senang oleh beberapa pihak, salah satunya adalah Carol Kariuki, kepala eksekutif Aliansi Sektor Swasta Kenya, dia menyerukan agar semua orang Kenya untuk divaksinasi, mengatakan program ini akan memberikan dampak baik untuk ekonomi dan kesehatan.

Namun, beberapa pemilik bisnis lokal mengatakan arahan itu sulit diterapkan. Franklin Odhiambo, seorang pemilik restoran di ibu kota Nairobi, mengatakan beberapa mungkin akan patuh, tapi yang lain mungkin tidak, karena itu dia merasa bukti vaksinasi akan menciptakan persaingan yang tidak sehat dalam bisnis.

Kelompok hak asasi Amnesty International menentang aturan sertifikat vaksin Kenya. Irungu Houghton, direktur eksekutif Amnesty di Kenya, mengatakan arahan pemerintah tidak realistis dan tidak dapat diterapkan. Hougton mengatakan aturan itu menyulitkan jutaan orang untuk mencari nafkah, mengakses layanan keamanan, layanan kesehatan, dan layanan transportasi ke tempat kerja atau sekolah.

Houghton menganggap cara seperti itu tidak tepat, dia menyarankan pemerintah bekerja lebih keras untuk mengatasi keraguan terhadap vaksin.

Aturan vaksinasi ini juga akan menjadi kesulitan bagi warga yang tinggal di pedesaan yang masih kesulitan untuk memperoleh akses layanan kesehatan.

Baca Juga: Kenya: Gencar Lawan Perburuan, Populasi Satwa Liar Naik

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya