Pekerja Bantuan IRC Tewas Terkena Serangan Udara di Tigray

Pekerja IRC kedua yang tewas dalam perang Tigray

Jakarta, IDN Times - Komite Penyelamatan Internasional (IRC), Sabtu (15/10/2022), mengumumkan bahwa seorang pekerja bantuannya tewas akibat serangan udara di kota Shire di wilayah Tigray utara, Ethiopia.

IRC juga memberitahu bahwa serangan udara itu juga menewaskan dua warga sipil dan melukai tiga orang lainnya. Serangan udara itu dilakukan pada hari Jumat.

Baca Juga: Serangan Udara Militer Ethiopia Hantam Tigray, 10 Orang Tewas

1. Tewas saat memberikan bantuan

Pekerja Bantuan IRC Tewas Terkena Serangan Udara di TigrayBantuan pangan untuk orang-orang di Tigray, Ethiopia. (Twitter.com/WFP_Etiopia)

Melansir Associated Press, IRC dalam suatu pernyataan menyampaikan bahwa pekerja itu tewas saat sedang memberikan bantuan yang menyelamatkan wanita dan anak-anak.

“IRC berduka atas kehilangan rekan kami dan akan bekerja untuk mendukung staf kami dan keluarga mereka selama masa yang mengerikan ini. Pekerja bantuan dan warga sipil tidak boleh menjadi target."

Seorang juru bicara Program Pangan Dunia (WFP) di Ethiopia menyampaikan telah menerima laporan tentang adanya ledakan di dekat tempat IRC mendistribusikan makanan.

"WFP mengutuk setiap penargetan kegiatan kemanusiaan yang disengaja dan menyerukan semua pihak dalam konflik untuk menghormati dan melindungi operasi dan personel bantuan kemanusiaan, sejalan dengan kewajiban mereka di bawah hukum humaniter internasional," kata WFP dalam pernyataannya.

Pekerja bantuan yang tewas itu adalah staf IRC kedua yang tewas dalam perang Tigray. Seorang karyawan IRC tewas di kamp pengungsi Hitsats dekat Shire pada Desember 2020.

IRC dan WFP tidak mengkonfirmasi siapa yang berada di balik serangan terbaru itu dan tidak memberitahu rincian tentang kewarganegaraan korban. Terkait serangan udara terbaru di Shire itu, pemerintah Ethiopia belum memberikan keterangan.

Baca Juga: Akhirnya! Ethiopia-TPLF Akan Lakukan Dialog Damai Akhir Pekan

2. Sejak pertempuran berlanjut sejumlah kota di Tigray telah mengalami serangan udara

Pekerja Bantuan IRC Tewas Terkena Serangan Udara di TigrayIlustrasi pesawat tempur. (Unsplash.com/Cibi Chakravarthi)

Shire dan kota-kota lainnya di Tigray telah beberapa kali dilanda serangan udara sejak konflik antara pemerintah federal dan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) berlanjut pada akhir Agustus. Pertempuran terbaru telah menewaskan banyak orang, termasuk  serangan pada 5 Oktober, menewaskan lebih dari 50 orang ketika serangan mengenai sebuah sekolah yang melindungi orang-orang terlantar.

Pertempuran baru telah mengganggu pengiriman bantuan ke Tigray, di mana 5 juta orang sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan. Kendaraan tidak bisa mengirimkan pasokan bantuan karena kekurangan bahan bakar dan pemadaman komunikasi yang sedang berlangsung di Tigray.

Distribusi makanan yang terhambat telah menyebabkan 10 kematian terkait kelaparan terjadi di tujuh lokasi pengungsi internal di Tigray barat laut antara 4-14 September, menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Konflik yang terjadi di Ethiopia sejak November 2020 itu diyakini telah menyebabkan jutaan orang harus mengungsi dan puluhan ribu orang telah tewas. Perselisihan bersenjata telah meluas ke wilayah Amhara dan Afar.

Baca Juga: Pemberontak Tigray Siap Mulai Pembicaraan Damai dengan Ethiopia

3. Diskusi damai pemerintah dengan TPLF ditunda

Pekerja Bantuan IRC Tewas Terkena Serangan Udara di TigrayPerdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed Ali. (Twitter.com/Abiy Ahmed Ali)

Melansir Reuters, untuk mengakhiri konflik di Tigray, Uni Afrika telah berusaha menyelenggarakan perundingan damai pada awal bulan ini, tapi gagal terlaksana karena alasan logistik.

Dalam konflik yang berlangsung hampir dua tahun ini pemerintah federal menuduh TPLF, partai politik terkemuka Tigray yang mendominasi koalisi yang berkuasa di Ethiopia hingga 2018, mencoba untuk menegaskan kembali kendali atas Ethiopia.

Para pemimpin Tigray menuduh Perdana Menteri Abiy Ahmed dalam kepempinannya terlalu memusatkan kekuasaan dan menindas etnis Tigray. Kedua kubu yang saling tuduh ini menepis tuduhan satu sama lain.

Menanggapi serangan udara terbaru, Stephane Dujarric, juru bicara PBB, mengatakan bahwa Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sangat prihatin dengan eskalasi pertempuran di Tigray dan menyerukan segera dihentikannya pertempuran.

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya