Prancis: Eks Polisi Mengaku Sebagai Pembunuh Berantai

Dicurigai polisi sebagai pembunuh dan pemerkosa

Jakarta, IDN Times - Seorang pria Prancis yang melakukan bunuh diri pada hari Rabu (29/9/2021) telah didentifikasi sebagai Francois V, seorang mantan perwira polisi berusia 59 tahun. Pria tersebut dalam catatan bunuh dirinya mengaku sebagai pembunuh berantai yang melakukan pembunuhan dan pemerkosaan di Prancis pada 1980-an hingga 1990-an.

1. Mengaku membunuh saat kondisi hidupnya sedang tidak baik

Melansir dari DW, mayat mantan polisi itu ditemukan di Grau-du-Roi pada hari Rabu, dia sedang dalam pemantauan polisi karena diduga sebagai pelaku pembunuh berantai di Prancis yang dijuluki sebagai "Le Grele" atau pembunuh bopeng, yang disalahkan atas kasus empat pembunuhan dan enam pemerkosaan sejak 1986. 

Pria tersebut dilaporkan bunuh diri setelah otoritas kehakiman setempat meminta polisi untuk memfokuskan dirinya sebagai tersangka. Polisi telah membuntuti pria itu dan telah memintannya untuk menghadap hakim, tetapi dia menolak untuk datang. 

Dalam surat yang ditulis sebelum dia mengakhiri hidupnya pria itu menyampaikan dia adalah Le Grele. Dalam catatan bunuh dirinya mengaku tidak dalam keadaan baik pada saat melakukan kejahatan, tetapi dia juga mengaku tidak lagi melakukan kejahatan dan telah "berdamai" dengan dirinya.

2. Pembunuhan Cecile Bloch

Prancis: Eks Polisi Mengaku Sebagai Pembunuh BerantaiIlustrasi Korban (IDN Times/Mardya Shakti)

Baca Juga: Prancis Pangkas Visa untuk Tiga Negara Afrika Utara, Ini Penyebabnya!

Melansir dari BBC, salah satu kejahatan yang dikaitkan dengan Le Grele adalah pembunuhan dan pemerkosaan pada 1986 terhadap Cecile Bloch, seorang anak perempuan berusia 11 tahun. Pembunuhan itu tampaknya merupakan kejahatan pertama yang dilakukan tersangka. Anak tersebut berada di kota Fontainebleau, Paris, dia dilaporkan hilang setelah tidak masuk sekolah.

Setelah dilakukan pencarian Bloch ditemukan di bawah selembar karpet tua di ruang bawah tanah gedung apartemen tempat tinggalnya dan sudah dalam kondisi tak bernyawa dan tubuhnya setengah telanjang. Menurut keterangan polisi gadis kecil itu telah diperkosa, dicekik, dan ditikam di dada. Kasus itu telah menimbulkan kehebohan di seluruh Prancis.

Menurut keterangan warga setempat, termasuk saudara tiri Bloch, Luc Richard, yang membantu polisi membuat sketsa wajah pria tersebut, mengatakan telah melihat seorang pria berwajah bopeng di lift pada hari kejahatan. Richard mengatakan pria itu tampak percaya diri dan mengatakan "semoga harimu menyenangkan," kepadanya.

Richard mengatakan pembunuhan terhadap adik tirinya meski telah lama terjadi, tetapi kasus itu masih membuatnya teringat, dia merasa telah hidup dengan "perasaan ketidakadilan yang luar biasa".

Sketsa Le Grele telah digantung selama beberapa dekade di dinding brigade kriminal polisi peradilan Paris dan menjadi salah satu kasus terlama di Prancis, dengan kasus belum terpecahkan selama 35 tahun.

3. Tes DNA akan mengungkap kecurigaan polisi terhadap Francois V

Melansir dari The Daily Beast, Francois V yang dicurigai polisi ini telah diminta untuk memberikan sampel untuk tes DNA, tetapi tidak pernah ingin melakukannya. Saat ini polisi dilaporkan sedang melakukan tes DNA untuk mengkonfirmasi apakah pria tersebut merupakan pelaku kejahatan yang diduga atau bukan.

Dengan tes DNA bisa membuktikan identitas pelaku karena telah ditemukan bukti DNA dalam kasus Bloch yang terkait dengan pembunuhan dan pemerkosaan lainnya. Jika terbukti bersalah, maka Francois V akan bertanggung jawab atas serangkaian pemerkosaan dan pembunuhan di Paris pada 1980-an dan 1990-an.

Kejahatan yang yang dikaitkan, termasuk pembunuhan dan pemerkosaan pada 1987 kepada Gilles Politi yang berusia 38 tahun dan pacarnya yang berusia Irmgard Mueller yang berusia 21 tahun, keduanya dibunuh dengan kejam. Selain itu juga kepada seorang wanita berusia 19 tahun bernama Karine Leroy pada 1994.

Ada tiga kasus pemerkosaan terpisah yang juga dikaitkan, pemerkosaan terhadap seorang wanita Jerman berusia 26 tahun, seorang gadis berusia 14 tahun, dan seorang gadis berusia 11 tahun.

Dalam tiga kasus tersebut tersangka dilaporkan mengidentifikasi dirinya sebagai polisi. Petunjuk itu awalnya diragukan dianggap sebagai pengecoh kepolisian dan untuk mengendalikan korbannya. Namun, dari penyelidikan polisi menemukan bukti Le Grele merupakan anggota polisi yang mengendarai mobil putih, yang dikaitkan dengan Francois V.

Baca Juga: Mulai Akur Lagi, Prancis Akan Kembalikan Dubes untuk AS Pekan Depan

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya