Ukraina Larang Musik dan Buku dari Rusia

Ukraina ingin mengurangi pengaruh budaya Rusia

Jakarta, IDN TIimes - Parlemen Ukraina pada Minggu (19/6/2022) menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) yang melarang pemutaran musik Rusia di media dan ruang publik. Dalam RUU tepisah, parlemen juga menyetujui melarang buku dari Rusia dan sekutu dekatnya Belarus.

Larangan hanya akan berlaku untuk orang yang memegang kewarganegaraan Rusia setelah runtuhnya kekuasaan Uni Soviet atau kemerdekaan Ukraina, yang terjadi pada 1991. Larangan itu tidak lagi berlaku saat warga Rusia meninggalkan paspornya dan mengambil kewarganegaraan Ukraina. 

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, perlu menandatangani kedua RUU tersebut agar berlaku dan tidak ada indikasi bahwa dia menentang.

1. Musisi Rusia yang mengutuk perang Ukraina dapat dikecualikan

Ukraina Larang Musik dan Buku dari RusiaIlustrasi musisi. (Unsplash.com/Gabriel Gurrola)

Melansir BBC, RUU yang mengatur musik ini menadapat dukungan suara dari 303 anggota parlemen yang memiliki total anggota sebanyak 450. Aturan ini akan melarang beberapa musik Rusia diputar di media dan ruang publik seperti di sekolah, transportasi umum, hotel, restoran, dan bioskop.

Aturan ini memiliki pengecualian untuk musisi Rusia yang mengutuk perang di Ukraina. Hal itu dapat dilakukan musisi Rusia dengan mengirimkan pengajuan ke Dinas Keamanan Ukraiana, yang isinya mereka harus menyatakan dukungan terhadap kedaulatan dan integritas Ukraina, menyerukan Rusia untuk segera menghentikan agresinya, dan berjanji untuk tidak melakukan hal yang bertentangan dari setiap langkah dalam pengajuan.

RUU yang melarang musik Rusia ini juga mencakup aturan yang meningkatkan porsi lagu Ukraina yang diputar di radio dan televisi dari 35 persen menjadi 40 persen, serta meningkatkan penggunaan bahasa Ukraina dalam program harian hingga 75 persen.

Anggota parlemen Yaroslav Zhelezniak menyampaikan, RUU itu akan menghentikan adopsi identitas Rusia yang melemahkan identitas Ukraina. Dia menjelaskan, musik dari Rusia dapat memengaruhi sentimen separatis di masyarakat, dikutip dari RFE/RL.

Baca Juga: NATO Prediksi Perang Rusia-Ukraina Bisa Berlangsung Bertahun-tahun

2. Buku yang ditulis warga negara Rusia akan dilarang

Ukraina Larang Musik dan Buku dari RusiaIlustrasi buku. (Unsplash.com/Sharon McCutcheon)

Dalam RUU lainnya yang disahkan secara terpisah, disetujui pula larangan impor buku-buku dari Rusia, Belarus, dan wilayah Ukraina yang diduduki oleh separatis yang didukung Rusia. Untuk buku berbahasa Rusia yang diimpor di luar kedua negara tersebut diperbolehkan, tapi membutuhkan izin khusus.

RUU yang disetujui ini juga akan melarang penerbitan dan distribusi buku yang ditulis oleh warga negara Rusia, tapi memiliki pengecualian yang sama dengan aturan larangan pada musik. Aturan ini tidak berlaku untuk buku-buku yang sudah diterbitkan di Ukraina.

Aturan baru ini juga akan membuat buku yang diterjemahkan hanya boleh diterbitkan dalam bahasa Ukraina atau bahasa resmi Uni Eropa.

Menteri Kebudayaan Ukraina, Oleksandr Tkachenko, menyampaikan bahwa aturan itu dirancang untuk mendukung penulis Ukraina berbagi konten berkualitas dengan khalayak seluas mungkin. Dia menegaskan, setelah invasi ini negaranya tidak tidak akan menerima produk kreatif Rusia apa pun secara fisik.

3. Upaya Ukraina untuk lepas dari pengaruh Rusia

Melansir Reuters, kebijakan untuk mengurangi pengaruh dari Rusia ini disebut Ukraina sebagai derusifikasi, yang sebelumnya disebut sebagai dekomunikasi. Langkah ini dilakukan untuk memutuskan ikatan budaya dengan Rusia dan menegaskan identitas Ukraina.

Upaya untuk mengurangi pengaruh Rusia ini mendapatkan momentum setelah invasi Rusia para 2014 ke Krimea dan dukungan untuk separatis Donbass di Ukraina, dengan tindakan lebih lanjut diambil Ukraina setelah perang kedua negara meletus.

Untuk mengurangi pengaruh Rusia, ratusan lokasi di ibu kota Ukraina, Kiev, telah berganti nama dan pada April sebuah monumen era Uni Soviet yang melambangkan persahabatan kedua negara diruntuhkan.

Tindakan mengurangi pengaruh Rusia ditentang Moskow, yang menganggap kebijakan membudayakan bahasa Ukraina dalam kehidupan sehari-hari telah menindas penutur bahasa Rusia di Ukraina, yang haknya diklaim dijunjung dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus."

Orang-orang yang tinggal di wilayah timur dan selatan Ukraina secara historis memiliki kedekatan dengan Rusia dan sering menggunakan bahasa Rusia dalam bahasa sehari-hari.

Baca Juga: Makin Mesra dengan Rusia dan Represif, Nikaragua Kembali Disanksi AS

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya