Polisi menyatakan bahwa pada 1 Oktober 2024, para mahasiswa itu menggunakan akun Tinder milik Kelsy Brainard. Akun tersebut mengaku sebagai mahasiswa berusia 18 tahun dan mengundang seorang pria berusia 22 tahun, yang merupakan anggota aktif militer, ke kampus mereka dan membawanya ke ruang bawah tanah.
Namun, seketika itu sekelompok orang datang dan memanggilkan pedofil karena ingin berhubungan dengan perempuan berusia 17 tahun. Pria tersebut berhasil melarikan diri dan dikejar sekitar 25 orang, dengan menerima pukulan di kepala dan pintu mobilnya dibanting.
Dari rekaman CCTV kampus, sekelompok orang tersebut merekam kejadian itu sambil terlihat 'tertawa dan saling tos', yang menunjukkan bahwa kejadian itu merupakan kesengajaan dan sudah dirancang.
Laporan polisi mengatakan tidak ada bukti bahwa pria tersebut ingin melakukan hubungan seksual dengan gadis di bawah umur. Berdasarkan pengakuannya, pria itu menghadiri pemakaman neneknya pada Oktober dan hanya ingin berada di sekitar orang-orang yang bahagia.
Setelah peristiwa itu, Brainard melaporkan kejadian ini ke polisi dan mengaku bahwa pria itu adalah predator seksual yang datang tanpa diundang. Kemudian, ia mengirim pesan kepada temannya untuk mengusirnya. Namun, polisi menyatakan bahwa cerita itu tidak benar.