Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
rudal Agni-V milik India. (wikimedia.org/Ministry of Defence, Government of India)
rudal Agni-V milik India. (wikimedia.org/Ministry of Defence, Government of India)

Intinya sih...

  • Rudal Agni-5 memiliki jangkauan lebih dari 5 ribu kilometer, bahkan bisa mencapai 7 ribu kilometer dengan teknologi MIRV.

  • India mengembangkan rudal ini sebagai upaya pertahanan di tengah tensi regional dengan China dan Pakistan, serta sebagai anggota aliansi keamanan Quad.

  • Uji coba Agni-5 memicu kewaspadaan dari Pakistan, meskipun persenjataan rudal China dinilai masih lebih unggul.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - India berhasil melakukan uji coba rudal balistik Agni-5 yang berkemampuan nuklir pada Rabu (20/8/2025). Peluncuran ini menjadi unjuk kekuatan militer terbaru dari negara tersebut di tengah dinamika geopolitik kawasan.

Uji coba rudal jarak menengah ini dilakukan dari fasilitas di Chandipur, negara bagian Odisha. Pengujian diawasi langsung oleh Komando Pasukan Strategis (SFC) India sebagai bagian dari uji coba rutin untuk memastikan kesiapan nuklirnya.

"Peluncuran tersebut memvalidasi semua parameter operasional dan teknis. Uji coba ini dilakukan di bawah naungan Komando Pasukan Strategis (SFC)," ujar kementerian pertahanan dalam sebuah pernyataan singkat, dikutip dari Times of India.

1. Jangkauan tembak dan teknologi canggih Agni-5

Rudal Agni-5 memiliki jangkauan serangan lebih dari 5 ribu kilometer, bahkan beberapa varian disebut bisa mencapai 7 ribu kilometer. Kemampuan ini membuatnya dapat menargetkan seluruh wilayah China dan sebagian kawasan Eropa.

Salah satu keunggulan utamanya adalah teknologi Multiple Independently Targetable Re-entry Vehicle (MIRV). Teknologi MIRV memungkinkan satu rudal untuk membawa tiga hingga empat hulu ledak nuklir secara bersamaan.

Setiap hulu ledak dapat diprogram untuk menyerang target berbeda yang terpisah ratusan kilometer. Uji coba perdana teknologi ini dilakukan pada 11 Maret 2024, tapi masih butuh beberapa tahun agar bisa dioperasikan penuh.

Agni-5 merupakan rudal tiga tahap berbahan bakar padat yang diluncurkan dari tabung peluncur. Sistem ini memberikan fleksibilitas untuk menyimpan rudal dalam waktu lama dan meluncurkannya dengan cepat dari berbagai lokasi darat.

2. Upaya pertahanan India di tengah tensi regional

Pengembangan Agni-5 menjadi elemen penting dalam postur pertahanan India, khususnya untuk menghadapi China. Hubungan kedua negara menegang setelah bentrokan mematikan di perbatasan pada 2020, meski upaya perbaikan hubungan terus dilakukan, dilansir The Guardian.

Selain China, India juga memiliki rivalitas historis dengan Pakistan, yang juga negara pemilik senjata nuklir. India telah menyiagakan rudal balistik lain seperti Prithvi-2 dan Agni-1 yang jangkauannya lebih pendek untuk Pakistan.

Di tingkat global, India adalah anggota aliansi keamanan Quad bersama Amerika Serikat, Australia, dan Jepang. Aliansi tersebut dipandang sebagai penyeimbang pengaruh China yang terus meningkat di kawasan Indo-Pasifik.

Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan India (DRDO) terus mengembangkan rudal ini, dengan rencana meningkatkan jangkauannya hingga 7.500 kilometer. Selain itu, terdapat pengembangan untuk mengintegrasikan teknologi bom penghancur bunker pada varian baru.

3. Perbandingan nuklir India-China

Uji coba Agni-5 memicu kewaspadaan dari negara tetangga, Pakistan. Sebuah lembaga pemikir Pakistan, Strategic Vision Institute (SVI), memperingatkan bahwa program rudal India menimbulkan risiko serius bagi stabilitas regional.

Menurut SVI, India berpotensi mengembangkan nuklir dengan jangkauan 8 ribu kilometer yang cukup untuk menargetkan Washington, Moskow dan Beijing.

Meskipun kemampuan India meningkat, persenjataan rudal China dinilai masih lebih unggul dengan jangkauan yang lebih jauh. China memiliki rudal balistik antarbenua (ICBM) seperti DongFeng-5 dan DF-41 yang mampu menjangkau target lebih dari 12 ribu kilometer.

Berdasarkan data Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) per Juni lalu, China diperkirakan memiliki 600 hulu ledak nuklir. Sementara itu, India dilaporkan memiliki 180 hulu ledak dan Pakistan memiliki 170 hulu ledak nuklir.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team