New York, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi meminta agar para pekerja kemanusiaan terutama yang berada di berbagai belahan dunia termasuk wilayah konflik, harus dilindungi.
Hal ini ditegaskan Retno yang turut serta dalam pembentukan Ministerial Group for the Protection of Humanitarian Personnel, yang diinisiasi oleh Australia, di sela-sela High Level Week Sidang Majelis Umum ke-79 PBB.
"Pembentukan kelompok ini ditujukan untuk mendorong komitmen penegakkan hukum humaniter internasional dan perlindungan pekerja dan aktor kemanusiaan di wilayah konflik," kata Retno, di New York, Amerika Serikat (AS), Selasa (24/9/2024).
Indonesia bergabung bersama Australia, Swiss, Brasil, Yordania, Jepang, Sierra Leone, Kolombia dan Palang Merah Indonesia untuk sama-sama membahas pentingnya proteksi terhadap para pekerja kemanusiaan.
Pada tahun 2023, tercatat lebih dari 280 pekerja kemanusiaan yang menjadi korban di berbagai konflik bersenjata; lebih dari setengahnya di Gaza.
"Tahun 2024 pun tampaknya akan menjadi tahun yang lebih suram. Apa yang kita saksikan di Gaza, dengan para pekerja kemanusiaan yang tewas akibat serangan udara dan konvoi vaksin polio yang diserang, benar-benar tidak dapat ditoleransi," ujar Retno.