Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Inggris dikabarkan telah menggelar pembicaraan rahasia dengan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) di Sudan. Padahal, RSF dituduh melakukan pembersihan etnis dan kejahatan perang di negara tersebut.
Kelompok hak asasi manusia mengecam negosiasi ini karena dianggap berisiko melegitimasi milisi yang terus melakukan kejahatan perang. Pembicaraan ini juga dinilai dapat merusak kredibilitas moral Inggris di kawasan.