Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hadapi Gelombang Panas, Sudan Selatan Tutup Semua Sekolah

ilustrasi (Unsplash.com/Emmanuel Ikwuegbu)

Jakarta, IDN Times - Sudan Selatan menutup semua sekolah sebagai persiapan menghadapi gelombang panas ekstrem pada Senin (18/3/2024). Penutupan itu akan berlangsung selama dua minggu.

Suhu di dalam ruangan diperkirakan akan melonjak hingga 45 derajat celcius. Kementerian Pendidikan, Kesehatan dan Lingkungan memperingatkan bahwa selama periode tersebut, sekolah yang buka diancam akan dicabut pendaftarannya.

1. Jaringan listrik harus terhubung ke sekolah supaya bisa dipasang pendingin ruangan

ilustrasi (Unsplash.com/Gilbert Nathaniel Salim)

Sudan Selatan merdeka pada 2011. Pembangunan infrastruktur jaringan listrik belum sepenuhnya terhubung. Negara ini juga rentan terhadap krisis iklim dengan gelombang panas melebihi 40 derajat celcius.

Dilansir The Guardian, Peter Garang, penduduk yang tinggal di ibu kota, menyambut baik penutupan sementara sekolah. Dia mengatakan, sekolah harus terhubung ke jaringan listrik untuk memungkinkan pemasangan AC.

Dengan keputusan penutupan itu, pihak berwenang menyarankan orang tua untuk menjaga anak-anak mereka di dalam rumah selama gelombang panas ekstrem. Meski begitu, kementerian tidak memberikan rincian berapa lama sekolah akan ditutup.

"Akan terus memantau situasi dan menginformasikannya kepada masyarakat," katanya.

2. Gambaran situasi Sudan Selatan yang sulit

Penduduk di Sudan Selatan, khususnya di ibu kota Juba, menggambarkan situasi dan kondisi yang sulit ketika gelombang panas menerpa. Aktivitas mereka terganggu.

"Panas ini sangat serius dan sangat mempengaruhi pekerjaan kami," kata Wadcon Savior Lazarus, yang menjalankan LSM nasional, dikutip dari BBC.

"Karena panas ini, kami tidak bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Kami datang ke kantor lebih awal dan pulang larut malam untuk menghindari panas," tambahnya.

Ayaa Winnie Eric, warga Juba lainnya, mengaku harus minum banyak air agar terhindar dari dehidrasi. Dia juga memakai pakaian tipis yang tidak menyerap panas serta menghindari terik matahari.

Umat Islam Sudan Selatan sangat terdampak dengan kondisi itu karena masih harus menjalankan puasa Ramadan.

3. WFP peringatkan Sudan Selatan hadapi krisis kemanusiaan

ilustrasi pengungsi (Twitter.com/UNHCR South Sudan)

Dampak perubahan iklim di Sudan Selatan kerap membuat negara itu dilanda kekeringan dan banjir. Selain itu, konflik sipil semakin memperparah kondisi kehidupan.

Dilansir Associated Press, Program Pangan Dunia (WFP) PBB, dalam laporan terbarunya, menilai Sudan Selatan terus menghadapi krisis kemanusiaan yang mengerikan akibat kekerasan, ketidakstabilkan ekonomi, dan masuknya pengungsi yang melarikan diri dari negara tetangga Sudan.

Pada Januari lalu, WFP menyatakan bahwa 818 ribu masyarakat rentan kelaparan, diberikan bantuan makanan dan tunai.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pri Saja
EditorPri Saja
Follow Us