Cameron mengatakan, Inggris-AS tidak dapat dibandingkan. Washington adalah pemasok persenjataan negara dalam jumlah besar, berada dalam posisi yang sangat berbeda dengan London.
Sementara, Inggris tidak secara langsung menjual senjata ke Israel, namun memberikan lisensi kepada perusahaan senjata berdasarkan nasihat hukum.
Menurut Cameron, Inggris memiliki sistem perizinan dan izin tersebut dapat ditutup jika ditemukan risiko serius pelanggaran hak asasi manusia internasional. Sebaliknya, AS menggunakan kesepakatan antarpemerintah yang tidak terlalu ketat untuk menjual senjata.
Dia mengatakan, dia ingin fokus pada berusaha keras setiap hari untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Cameron juga tidak terlalu tertarik dengan pengiriman pesan melalui tindakan politik, seperti mengakhiri penjualan senjata.
"Saya tertarik dengan apa yang bisa kita lakukan, guna memaksimalkan tekanan Inggris dan hasil yang akan membantu kehidupan orang-orang, termasuk membebaskan para sandera, termasuk warga negara Inggris," kata Cameron.
Menlu Inggris tersebut menolak gagasan pasukan Inggris mendarat di Gaza, seraya menambahkan hal itu adalah risiko yang tidak boleh kita ambil. Komentar ini muncul setelah adanya laporan bahwa pihak berwenang Inggris sedang mempertimbangkan pengiriman pasukan Inggris ke Gaza, untuk membantu menyalurkan pasokan kemanusiaan dari dermaga sementara yang sedang dibangun oleh militer AS.