Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Bendera Inggris (freepik.com/gpointstudio)
Ilustrasi Bendera Inggris (freepik.com/gpointstudio)

Jakarta, IDN Times - Inggris umumkan rencana penurunan usia minimum pemilih menjadi 16 tahun dalam pemilu di setiap tingkatan pada Kamis (17/7/2025). Langkah ini dipandang sebagai perubahan besar dalam sistem demokrasi negara tersebut.

Pemerintah menyampaikan bahwa kebijakan ini bertujuan memperkuat keterlibatan pemuda dalam demokrasi sekaligus menyeragamkan hak pilih dengan aturan di Skotlandia dan Wales.

1. Pemerintah umumkan rencana besar perubahan hak pilih

Pemerintah mengumumkan bahwa usia 16 tahun akan diberi hak memilih di semua pemilihan, baik nasional maupun lokal. Kebijakan ini diumumkan sebagai bagian dari reformasi besar sistem pemilihan yang masih harus melewati persetujuan parlemen sebelum diberlakukan secara resmi.

“Kami mengambil tindakan untuk menghilangkan hambatan partisipasi sehingga lebih banyak orang memiliki kesempatan terlibat dalam demokrasi Inggris," kata Deputi Perdana Menteri Angela Rayner, dilansir CNN.

Pernyataan tersebut menunjukkan komitmen pemerintah dalam merespons penurunan kepercayaan publik terhadap institusi demokrasi di Inggris.

2. Komitmen seragamkan hak pilih di seluruh wilayah Inggris

Pemerintah mengatakan bahwa perubahan ini akan menyelaraskan usia minimum pemilih dengan Skotlandia dan Wales, di mana pemilih berusia 16 tahun telah diperbolehkan berpartisipasi dalam pemilihan devolusi sejak beberapa tahun terakhir.

Pemerintah menilai generasi muda sudah memiliki kontribusi penting bagi masyarakat melalui dunia kerja, membayar pajak, serta bisa mengabdi di militer sehingga pantas diberikan hak politik yang setara.

“Mereka sudah cukup umur untuk bekerja, membayar pajak. Kalau sudah ikut berkontribusi, seharusnya punya kesempatan menentukan arah pemerintahan," kata Perdana Menteri Keir Starmer dalam wawancara, dikutip Channel News Asia.

Kebijakan ini juga telah menjadi bagian manifesto pemerintah saat pemilu tahun lalu.

3. Implikasi bagi partisipasi demokrasi

Hasil laporan parlemen menyebutkan partisipasi pemilih pada pemilu 2024 berada di angka 59,7 persen, terendah sejak 2001. Penelitian House of Commons menyatakan bahwa di negara yang menurunkan usia pemilih menjadi 16 tahun, tidak terjadi perubahan berarti pada hasil pemilu.

Pemilih 16 tahun cenderung lebih aktif menggunakan hak suara dibanding mereka yang baru berhak memilih pada 18 tahun.

“Dengan memperluas hak pilih dan menghilangkan hambatan, kami memperkuat demokrasi untuk masa depan," ujar Deputi Rayner.

Selain menurunkan usia pemilih, pemerintah juga mengusulkan perluasan jenis identitas untuk memilih dan aturan yang lebih ketat terhadap sumbangan politik demi menjaga integritas pemilu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRama