AI Percepat Penurunan Lowongan Kerja di Inggris hingga 31 Persen

- McKinsey & Co. melaporkan penurunan tajam lowongan kerja di Inggris akibat adopsi AI, terutama pada posisi yang rentan digantikan oleh teknologi tersebut.
- Banyak perusahaan Inggris mengambil langkah efisiensi dengan memangkas biaya operasional, berdampak pada berkurangnya rekrutmen di berbagai sektor.
Jakarta, IDN Times - Riset terbaru menunjukkan perusahaan di Inggris mulai memangkas perekrutan untuk posisi yang berpotensi terdampak oleh artificial intelligence atau akal imitasi (AI).
Fenomena ini menandai perlambatan signifikan di pasar tenaga kerja nasional. Analisis McKinsey & Co mengungkapkan, jumlah lowongan kerja daring di Inggris turun tajam dalam tiga bulan terakhir.
1. Penurunan tajam lowongan kerja akibat adopsi AI

McKinsey & Co. merilis data total lowongan kerja daring di Inggris anjlok 31 persen dalam tiga bulan terakhir dibandingkan dengan periode yang sama 2022. Penurunan ini terjadi di seluruh sektor, terutama pada posisi yang rentan digantikan oleh AI.
“Ekspektasi terhadap peningkatan produktivitas di masa depan akibat AI membuat perusahaan meninjau ulang strategi tenaga kerja mereka dan menunda sebagian proses perekrutan," menurut Tera Allas, penasihat senior di McKinsey, dilansir Yahoo Finance.
Pada Mei 2025, laporan Bloomberg menegaskan, penurunan paling tajam terjadi pada pekerjaan di sektor teknologi dan keuangan, dengan penurunan hingga 38 persen untuk posisi yang diperkirakan akan banyak berubah akibat AI.
2. Dampak ekonomi dan strategi perusahaan

Banyak perusahaan Inggris mengambil langkah efisiensi dengan memangkas biaya operasional akibat pertumbuhan ekonomi yang lambat dan tingginya suku bunga pinjaman. Hal ini berdampak pada berkurangnya rekrutmen di berbagai sektor, termasuk sektor ritel dan perhotelan.
“Tekanan ekonomi dan kebijakan fiskal yang ketat menyebabkan perusahaan harus lebih selektif dalam membuka lowongan kerja, terutama untuk pekerjaan yang bisa diotomatisasi oleh AI,” ujar seorang analis pasar tenaga kerja di Inggris.
Laporan McKinsey juga menyebutkan bahwa permintaan untuk posisi seperti programmer, konsultan manajemen, dan desainer grafis menurun lebih dari 50 persen dalam tiga tahun terakhir, seiring meningkatnya kemampuan AI dalam menjalankan tugas-tugas tersebut.
3. Respons dan adaptasi pasar tenaga kerja

Para ahli menilai perubahan ini memaksa pekerja dan perusahaan untuk beradaptasi dengan cepat. Banyak pekerja mulai mengembangkan keterampilan baru yang relevan dengan teknologi AI untuk tetap kompetitif di pasar kerja.
“Transformasi yang dibawa oleh AI menuntut adanya program pelatihan ulang dan peningkatan keterampilan agar pekerja tidak tertinggal," kata seorang pakar tenaga kerja, dikutip OpenTools.
Pemerintah dan pelaku industri didorong untuk mempercepat investasi dalam pendidikan dan pelatihan teknologi guna mengantisipasi dampak lebih lanjut dari adopsi AI di dunia kerja.